(Situbondo, Jawa Timur): Melati (nama samaran-red), seorang gadis menjadi korban penganiayaan seorang ustadz teman kencannya karena menolak ketika diajak berhubungan badan, sehabis menggelar pesta miras. Peristiwa nahas tersebut berlangsung pada Senin dini hari (30/1/012) di sebuah rumah seorang oknum wartawan media mingguan RB di kelurahan Mimbaan kecamatan Panji Situbondo.
Korban melaporkan tindakan ustadz bejat tersebut ke Polsek Panji pada siang harinya. Menurut keterangan korban di depan polisi, dirinya dianiaya pelaku karena menolak waktu diajak berhubungan intim. Pada saat kejadian berlangsung, pelaku yang diketahui bernama ustadz Lihen dalam keadaan mabuk. Ustadz Lihen memang dikenal suka main perempuan dan minum miras.
Setelah mendapat laporan korban, polisi mengantar korban ke RSUD dr. Abdoerrahem Situbondo untuk mendapatkan visum et repertum. Korban mengalami memar di bagian dada akibat tendangan pelaku dan luka bekas gigitan di bagian paha, sedangkan handphone korban rusak akibat terbanting ketika pelaku berusaha menyeret korban ke dalam kamar.
Kapolsek Panji melalui Kanit Reskrimnya AIPDA Mochtar membenarkan adanya kejadian tersebut atas laporan korban. Saat ini polisi masih meminta keterangan korban tentang kejadian nahas yang menimpanya. Dengan ditemani ibunya, korban memberikan kesaksiannya di depan penyidik.
Ketua RT tempat tinggal korban, Hari menjelaskan bahwa salah satu warganya telah menjadi korban penganiayaan seorang ustadz yang menjadi orang dekat Kyai sebuah ponpes ternama di daerahnya. Lebih lanjut Hari mengaku telah melakukan konfirmasi kepada pihak pondok atas perbuatan tidak terpuji salah satu ustadznya.
Melalui Hari, pihak ponpes meminta korban untuk melanjutkan proses hukumnya karena ustadz yang dimaksud telah dikeluarkan dari pondok oleh sang Kyai. Hal itu terpaksa dilakukan karena ustadz Lihen sering melakukan tindakan-tindakan buruk yang melanggar norma-norma dan hukum agama, padahal dia adalah seorang ustadz yang seharus menjadi suri tauladan bagi santri-santrinya.
Sementara itu, menurut salah satu warga di sekitar tempat kejadian menjelaskan bahwa Bambang sering mengadakan pesta miras dan dilanjutkan dengan pesta seks bersama teman-temannya di rumahnya. Meski para tetangga di sekitarnya merasa resah, namun karena dia seorang wartawan dan Bambang suka bersikap arogan, warga takut untuk menegurnya. (gusti)
Korban melaporkan tindakan ustadz bejat tersebut ke Polsek Panji pada siang harinya. Menurut keterangan korban di depan polisi, dirinya dianiaya pelaku karena menolak waktu diajak berhubungan intim. Pada saat kejadian berlangsung, pelaku yang diketahui bernama ustadz Lihen dalam keadaan mabuk. Ustadz Lihen memang dikenal suka main perempuan dan minum miras.
Setelah mendapat laporan korban, polisi mengantar korban ke RSUD dr. Abdoerrahem Situbondo untuk mendapatkan visum et repertum. Korban mengalami memar di bagian dada akibat tendangan pelaku dan luka bekas gigitan di bagian paha, sedangkan handphone korban rusak akibat terbanting ketika pelaku berusaha menyeret korban ke dalam kamar.
Kapolsek Panji melalui Kanit Reskrimnya AIPDA Mochtar membenarkan adanya kejadian tersebut atas laporan korban. Saat ini polisi masih meminta keterangan korban tentang kejadian nahas yang menimpanya. Dengan ditemani ibunya, korban memberikan kesaksiannya di depan penyidik.
Ketua RT tempat tinggal korban, Hari menjelaskan bahwa salah satu warganya telah menjadi korban penganiayaan seorang ustadz yang menjadi orang dekat Kyai sebuah ponpes ternama di daerahnya. Lebih lanjut Hari mengaku telah melakukan konfirmasi kepada pihak pondok atas perbuatan tidak terpuji salah satu ustadznya.
Melalui Hari, pihak ponpes meminta korban untuk melanjutkan proses hukumnya karena ustadz yang dimaksud telah dikeluarkan dari pondok oleh sang Kyai. Hal itu terpaksa dilakukan karena ustadz Lihen sering melakukan tindakan-tindakan buruk yang melanggar norma-norma dan hukum agama, padahal dia adalah seorang ustadz yang seharus menjadi suri tauladan bagi santri-santrinya.
Sementara itu, menurut salah satu warga di sekitar tempat kejadian menjelaskan bahwa Bambang sering mengadakan pesta miras dan dilanjutkan dengan pesta seks bersama teman-temannya di rumahnya. Meski para tetangga di sekitarnya merasa resah, namun karena dia seorang wartawan dan Bambang suka bersikap arogan, warga takut untuk menegurnya. (gusti)
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini