Jakarta (ANTARA) - Badai Iggy yang terbentuk di selatan Nusa Tenggara Barat menarik awan hujan yang menggelayut di atas Pulau Jawa terutama yang berada di langit selatan Jakarta, demikian Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, Senin.
"Bahaya banjir di Jakarta perkembangannya belum ada dan ada indikasi ke sana karena memang saat ini masih terpengaruh secara tidak langsung dari topan Iggy," kata Kukuh. Kendati siklon Iggy telah berpindah ke wilayah barat Australia, Kukuh menjelaskan angin masih terkena dampak siklon tersebut sehingga masa udara bergeser ke arah selatan dan hujan lebat jatuh di Samudera Hindia.
Menurut Kukuh, banjir yang diperkirakan datang akibat hujan lebat di Jakarta dan wilayah selatannya serta diperparah akibat gelombang laut yang masuk ke darat (rob) tertunda karena awan hujan yang menggelayut di Jawa tertarik ke arah selatan.
"Saya kira bisa dibilang tertunda karena jika topan Iggy sudah tidak berdampak terhadap wilayah Jawa bagian selatan maka diperkirakan hujan-hujan yang hampir terjadi sepanjang hari akan muncul," kata Kukuh yang menambahkan Iggy justru memperkecil potensi curah hujan karena awan terbawa angin ke selatan dan hujan lebat jatuh di wilayah selatan.
Menurutnya setelah topan Iggy usai maka hujan lebat dengan intensitas yang tidak menentu seperti ringan, sedang dan lebat bisa terjadi sepanjang hari di wilayah Pulau Jawa.
Dalam tiga hari ke depan Kukuh menjelaskan tidak ada potensi terjadinya hujan lebat.
"Untuk prakiraan Senin pekan depan, model cuaca kami belum bisa memastikan. Jakarta bisa dibilang aman dari banjir besar karena topan Iggy namun itu hanya tiga hari ke depan," kata kukuh yang memperkirakan Jakarta masih terancam banjir dari potensi hujan sisa pertengahan Januari dan Februari nanti.
BMKG pada 13 Januari mengeluarkan peringatan ancaman banjir yang datang akibat hujan lebat dan rob yang masuk ke pesisir Jakarta pada 17 hingga 19 Januari.
Banjir tersebut masih mengancam Ibu Kota Jakarta hingga pertengahan Februari mendatang karena awan hujan masih akan berada di wilayah Pulau Jawa dan Jakarta bagian selatan dengan intensitas air sebesar 55 milimeter perhari.
Menurut BMKG puncak curah hujan memang terjadi pada Januari dan Februari dan diperparah dengan adanya gelombang pasang air laut.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini