Palembang: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Alquran Al Akbar Palembang yang dinilai sebagai Alquran terbesar di dunia. "Saya gembira bisa berada di tengah Anda semua dan terhormat mendapat kesempatan meresmikan Alquran Al Akbar, karya ini simbol dari kemegahan Islam dan artistik work ini dibuat oleh orang Indonesia," kata Presiden di Palembang, Sumatra Selatan, Senin (30/1).Dalam kesempatan itu, Ketua DPR Marzuki Alie menambahkan, Alquran Akbar dibuat di Palembang sejak 2002 hingga 2008 dari ukiran kayu Tembesu. "Di buat dari kayu Tembesu dalam ukuran besar, Alquran akbar dibuat 2002 dan selesai 2008. Setelah selesai ditempatkan di Masjid Agung Palembang untuk sosialisasi dan masukan masyarakat selama dua tahun, proses pembuatan, penyelesaian dan pengukirannya diawasi oleh ahli yang berkompetensi," kata Marzuki.
Tujuan dari pembuatan Alquran akbar tersebut, kata Marzuki, antara lain memelihara kemurnian Alquran, memelihara mushaf, mencintai Alquran, dan mengembang nilai mulia Alquran bagi masyarakat. "Dalam kesempatan ini saya meminta Presiden meresmikan penyelesaian pembuatan Alquran Al Akbar," katanya.
Alquran Al Akbar terbuat dari kayu Tembesu dengan ukuran keseluruhan sembilan meter persegi. Ukuran per halaman 177 cm x 144 cm x 2,5 cm. Sejumlah 30 juz dituangkan dalam 630 halaman atau 315 lembar kayu. Kayu tembesu yang digunakan 40 meter kubik, dikerjakan 20 orang pengukir, ukiran khas Palembang berwarna kuning emas.
Biaya yang dihabiskan lebih dari Rp 1 miliar. Nantinya akan ditempatkan di Museum Mushaf Ali Akbar. Saat ini mushaf Alquran itu masih berada di Pesantren Modern Al Ihsaniyah di Kecamatan Gandus Palembang.(Ant/ULF)
Tujuan dari pembuatan Alquran akbar tersebut, kata Marzuki, antara lain memelihara kemurnian Alquran, memelihara mushaf, mencintai Alquran, dan mengembang nilai mulia Alquran bagi masyarakat. "Dalam kesempatan ini saya meminta Presiden meresmikan penyelesaian pembuatan Alquran Al Akbar," katanya.
Alquran Al Akbar terbuat dari kayu Tembesu dengan ukuran keseluruhan sembilan meter persegi. Ukuran per halaman 177 cm x 144 cm x 2,5 cm. Sejumlah 30 juz dituangkan dalam 630 halaman atau 315 lembar kayu. Kayu tembesu yang digunakan 40 meter kubik, dikerjakan 20 orang pengukir, ukiran khas Palembang berwarna kuning emas.
Biaya yang dihabiskan lebih dari Rp 1 miliar. Nantinya akan ditempatkan di Museum Mushaf Ali Akbar. Saat ini mushaf Alquran itu masih berada di Pesantren Modern Al Ihsaniyah di Kecamatan Gandus Palembang.(Ant/ULF)
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini