KOMPAS/ALIF ICHWAN
Massa yang tergabung dalam Migrant Care berunjuk rasa di depan Kedutaan
Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (16/11) siang. Massa mengecam Pemerintah
Malaysia yang melanggar hak asasi perempuan terutama TKI dan menuntut
penuntasan hukum kasus kekerasan seksual tenaga kerja Indonesia oleh
tiga polisi Malaysia. Mereka juga meminta Pemerintah Indonesia untuk
mengirimkan nota protes diplomasi dan menarik Dubes RI di Malaysia.
TERKAIT:
Ketiganya juga diwajibkan melaporkan diri ke kantor polisi sekali dalam sebulan. Pengadilan juga menetapkan akan mendengar keterangan korban pada tanggal 12 Desember mendatang.
Kedutaan Besar RI di Malaysia menyatakan kekecewaannya atas ikat jamin 25.000 ringgit untuk setiap pelaku tersebut. Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia Mulya Wirana mengungkapkan, saat ini Kedubes tengah mempersiapkan pengacara untuk memberikan masukan terhadap pihak pendakwa diproses pengadilan nantinya.
"Pastinya kecewalah, tapi tentunya ada pertimbangan-pertimbangan hakim yang kita tidak bisa intervensi," kata Mulya WIrana.
Meski demikian, kata dia, hal tersebut baru proses praperadilan. Menurut Wirana, proses peradilan sosial atas kasus perkosaan tersebut telah berlangsung, mulai dari keluarganya, saudara, hingga masyarakat sekitar pelaku itu sendiri.
"Sebab, apa pun alasannya, aib perbuatan tersebut telah melekat pada diri pelaku," ungkapnya.
Seperti diberitakan, seorang tenaga kerja Indonesia perempuan mengadu kepada biro pengaduan masyarakat Partai Persatuan China Malaysia bahwa dia diperkosa tiga polisi di kantor polisi Bukit Mertajam, Malaysia. Pejabat Konsulat Jenderal RI langsung mengevakuasi korban.
Minister Counsellor KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja di Kuala Lumpur yang dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Minggu (11/11/2012), mengatakan, ketiga polisi yang diduga memerkosa telah ditahan sementara. Pemerintah Malaysia telah membentuk tim khusus untuk menangani masalah ini.
”Biasanya mereka ditahan 14 hari untuk investigasi. Kami minta Pemerintah Malaysia untuk mengusut dan menindak sesuai hukum yang berlaku,” kata Suryana.
Korban, SM (25), sudah dievakuasi ke penampungan KJRI untuk perlindungan dan menyiapkan pengacara hukum.
Aktivis Migrant Care di Kuala Lumpur, Alexander Ong, mengatakan, kasus dugaan pemerkosaan ini terjadi pada Jumat (9/11/2012) pukul 06.00. Korban yang pulang bekerja di sebuah kedai makan di Penang sedang naik taksi saat distop polisi.
Saat pemeriksaan dokumen, korban hanya dapat menunjukkan fotokopi paspor dan polisi kemudian meminta uang kalau korban ingin pulang. Polisi membawa korban ke kantor polisi dan korban dipaksa melayani ketiganya di sebuah kamar.
Dua polisi lalu mengantar korban pulang dan mengancamnya agar tidak mengadukan hal itu. Namun, korban mengadukan hal itu kepada Partai Persatuan China Malaysia (MCA) yang diterima Liew Rui Tuan.
Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
TKI Diperkosa Polisi Malaysia