Mungkin tak terlalu berlebihan bila Gayus Tambunan dijuluki sebagai Top Making News atau tokoh pembuat berita korupsi paling fenomenal selama ini.
Apa yang menarik dari kasus Gayus dibandingkan pemberitaan tentang kasus-kasus korupsi lainnya ? Gayus bukanlah tokoh politik, pejabat ataupun tokoh terkenal yang layak diberitakan. Gayus juga tidak selevel dengan para anggota DPR yang telah masuk penjara gara-gara dugaan korupsi, ataupun gubernur bahkan mantan menteri yang tengah diselidiki KPK. Gayus hanyalah seorang pegawai negeri sipil yang termasuk dalam golongan yang tidak terlalu penting.
Selain itu, uang hasil korupsi yang digelapkan Gayus juga tidak begitu besar. Dari hasil penyelidikan yang sempat dibongkar, uang haram yang dilarikannya tak lebih dari Rp 100 milyar. Masih jauh lebih kecil dibandingkan kasus-kasus korupsi penggelapan pajak sejumlah perusahaan besar yang hingga kini tidak berlanjut atau seakan memang dipetieskan.
Daya Tarik
Meskipun bukan seorang tokoh atau mantan pejabat, justru disitulah daya tarik berita korupsi yang dilakukan Gayus. Hanya dengan berbekal uang hasil korupsi dia bisa melakukan apa saja. Uniknya, yang ‘dikerjai’ oleh Gayus adalah para aparat penegak hukum yang seharusnya menangani kasus korupsi Gayus secara profesional sesuai aturan hukum yang berlaku. Sejumlah penegak hukum pun ditengarai terlibat dalam ‘memudahkan’ kasus Gayus.
Hebatnya lagi, dengan uang negara yang digelapkannya, Gayus juga berhasil menyogok kepala rumah tahanan beserta jajarannya sehingga dia bisa melenggang berlibur ke Bali dan duduk santai penyaksikan turnamen tenis internasional. Tak tanggung-tanggung, ratusan juta rupiah digelontorkannya untuk ‘membalas budi’ para aparat yang menjaga penjara karena telah berbaik hati melepaskannya.
Hukum Berat
Bercermin dari perjalanan penanganan aparat penegak hukum terhadap kasus Gayus, masyarakat dapat melihat begitu bobroknya sistem penegakan hukum kita. Mungkin saja ada yang membela dengan mengatakan bahwa sistem hukum kita sudah baik, hanya pelaksananya saja yang tidak bagus. Namun bagaimana mungkin sebuah sistem ditegakkan kalau para penegak hukumnya saja tidak disiplin dan jujur dalam melaksanakannya.
Kondisi ini sebenarnya cukup memprihatinkan. Ditengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum di Indonesia, perilaku para penegak hukum seperti yang terkuak dalam berita korupsi kasus Gayus semakin membuka lebar, bahkan terlihat secara telanjang, bagaimana bobroknya penegakan hukum yang ada.
Sementara terhadap rakyat kecil yang hanya mengambil beberapa butir coklat tetangganya karena perut yang kelaparan langsung dijebloskan ke penjara. Mungkin tak ada salahnya bila masyarakat mendesak pemerintah agar mengusulkan kepada DPR untuk membuat undang-undang baru tentang sanksi hukum yang berat bagi penegak hukum yang melanggar hukum.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini