Buscar

Minggu, 19 Februari 2012

Gayus: Sang Koruptor Dirjen Pajak

 

Kasus korupsi di Indonesia sepertinya sudah bukan lagi dianggap sebagai satu bentuk pelanggaran terhadap hak azasi manusia dan hukum. Kejahatan ini terus berkembang hingga akhirnya sudah mendarah daging dan menjadi identitas dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang berpengkat maupun tidak. Sebuah kebiasaan buruk yang dilegalkan.
Pemberantasan terhadap korupsi di Indonesia memang terus dilakukan. Hal yang kemudian menjadi ironis  adalah pemberantasan terhadap korupsi sejalan dengan berbagai tindakan korupsi itu sendiri. Untuk membongkar satu kasus korupsi saja sering dibarengi dengan tindakan-tindakan korupsi terselubung. Koruptor yang menggemparkan dan menambah tinggi jumlah pelaku korupsi di Indonesia salah satunya adalah Gayus.
Kasus korupsi di Indonesia sudah banyak terjadi. Sebagian besar, kasus-kasus korupsi tersebut terjadi dikalangan pemerintah. Kasus korupsi yang terjadi di orde baru dan paling santer terdengar adalah kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Soeharto. Menjabat sebagai presiden Indonesia dalam waktu 32 tahun menimbulkan dugaan-dugaan bahwa telah terjadi tindak korupsi yang dilakukan Soeharto.
Sudah seperti budaya, korupsi terus dilakukan dari masa ke masa. Hilang Soeharto, muncul pelaku-pelaku korupsi lainnya. Mati satu tumbuh seribu sepertinya cocok digunakan untuk mengungkapkan keadaan korupsi di Indonesia.
Sebagai aparat pemerintah, menjaga nama baik dan menjaga kepercayaan dari rakyat seharusnya menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Tapi tidak bagi para koruptor. Hal terpenting untuk mereka sepertinya hanya kepuasan pribadi. Hal itu juga diamini oleh Gayus. Koruptor yang namanya terkenal karena kasus korupsi yang dilakukannya.

Profil Gayus

Koruptor ini memiliki nama lengkap Gayus Halomoan Partahanan Tambunan. Gayus lahir di Warakas, Jakarta Utara pada 9 Mei 1979. Gayus merupakan pegawai negeri sipil golongan IIIA di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Gayus adalah putra dari Amir Syarifuddin Tambunan. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Gayus menikah dengan seorang wanita bernama Milana Anggraeni. Dari pernikahannya tersebut, Gayus dan Milana dikarunia beberapa putra dan putri. Istrinya bahkan diduga menerima kucuran dana korupsi yang dilakukan oleh Gayus.
Sebelum bekerja sebagai staf di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Gayus menamamatkan sekolahnya di STAN atau Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Gayus lulus dari STAN pada 2000 lalu. Lulus dari STAN, Gayus tidak langsung bekerja di Direktorat Pajak, ia lebih dulu bekerja di Bagian Penelaah Keberatan di Ditjen Pajak. Karirnya di Direktorat Pajak terus berkembang hingga 2010 lalu, karirnya kemudian terhenti karena kasus korupsi yang menjeratnya.

Gayus dan Korupsi

Jika saja Susno Duadji tidak menyebutkan bahwa ada seorang pegawai Direktorat Pajak bernama Gayus Tambunan yang memiliki uang dengan jumlah 25 miliar di rekeningnya, nama Gayus Tambunan mungkin tidak akan terkenal hingga kini. Gayus pasti sedang hidup tenang dan senang menikmati uang haram hasil korupsinya tersebut. Oleh Susno Duadji, Gayus dicurigai telah melakukan korupsi.
Uang yang berada di rekening milik Gayus bukan hanya sejumlah 25 miliar. Gayus memiliki uang asing dengan total 60 miliar dan perhiasan sejumlah 14 miliar. Mengetahui namanya di sebut oleh Susno Duadji, Gayus beserta keluarga melarikan diri ke Singapura.
Menurut pihak kepolisian yang menyelidiki kasus korupsi Gayus, ada beberapa nama yang terkait langsung dengan kasus korupsi  Gayus. Mereka di antaranya adalah Bambang Heru Ismiarso selaku direktur pajak, dan Edmon Ilyas selaku petinggi kepolisian.
Kasus korupsi yang dilakukan Gayus dan rekan-rekannya tersebut terang-terangan mencoreng citra dari Direktorat Jenderal Pajak. Nama baik sebuah lembaga yang mengurusi uang pembayaran pajak dari para warga untuk ikut memajukan bangsa mendadak dipertanyakan.

0 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... -->
 
All About Lembaga cyber information | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger