Sebuah pertanyaan paling tak tepat untuk ditanyakan pada seorang wanita saat ataupun setelah berhubungan seks adalah "Apakah kamu mengalami orgasme?" banyak wanita akan merespon pertanyaan seperti ini: "Tentu saja saya mengalaminya!" atau mungkin berkata "Jika kamu betul-betul perhatiaan denganku, kamu pasti tahu!".
Hal ini biasa terjadi saat dia masih tetap berbicara dengan anda dan anda tidak sedang tidur setelah berhubungan seks. Reaksinya terhadap terhadap pertanyaan ini mungkin sangat negatif tanpa memperhatikan apakah dia betul-betul mengalami orgasme atau hanya pura-pura.
Tuntutan masyarakat menuntun seorang wanita untuk mempercayai bahwa wanita akan secara alami telah mengalami orgasme, karena memang ini dibutuhkannya, dia ingin dianggap sebagai wanita yang normal dan modern.
Tak ada cara mudah mengetahui apakah seorang wanita telah mengalami orgasme, bahkan bagi wanita itu sendiri. Kualitas secara fisik dari orgasme wanita dan sebagai hasil persepsi mereka terhadap hal tersebut, mungkin berubah dari orgasme ke orgasme berikutnya.
Ada beberapa masa di mana dia mungkin tidak tahu apakah dia betul-betul telah mengalami orgasme dibandingkan dengan pengalaman kesenangan seksual yang intens yang dapat sewaktu-waktu menjadi lebih nikmat daripada sebuah orgasme.
Hal ini biasa terjadi saat dia masih tetap berbicara dengan anda dan anda tidak sedang tidur setelah berhubungan seks. Reaksinya terhadap terhadap pertanyaan ini mungkin sangat negatif tanpa memperhatikan apakah dia betul-betul mengalami orgasme atau hanya pura-pura.
Tuntutan masyarakat menuntun seorang wanita untuk mempercayai bahwa wanita akan secara alami telah mengalami orgasme, karena memang ini dibutuhkannya, dia ingin dianggap sebagai wanita yang normal dan modern.
Tak ada cara mudah mengetahui apakah seorang wanita telah mengalami orgasme, bahkan bagi wanita itu sendiri. Kualitas secara fisik dari orgasme wanita dan sebagai hasil persepsi mereka terhadap hal tersebut, mungkin berubah dari orgasme ke orgasme berikutnya.
Ada beberapa masa di mana dia mungkin tidak tahu apakah dia betul-betul telah mengalami orgasme dibandingkan dengan pengalaman kesenangan seksual yang intens yang dapat sewaktu-waktu menjadi lebih nikmat daripada sebuah orgasme.
Jika seorang wanita mengalami orgasme, itu tidak otomatis berarti dia mengalami kesenangan atau setidaknya kesenangan yang terus menerus. Bahkan percaya atau tidak orgasme bisa saja membosankan! Orgasme seorang wanita bisa menghasilkan sensasi fisik yang sangat sedikit yang mungkin secara individual dia ingin tahu apakah itu betul-betul merupakan orgasme.
So, haruskah Anda bertanya pada pasangan Anda apakah dia mengalami orgasme? Meskipun ini bukan sebuah pertanyaan yang jelek untuk ditanyakan dan juga bukan pertanyaan terbaik untuk ditanyakan.
Mungkin karena anda berada dalam situasi di mana anda tak bisa berbuat apapun tentang hal itu jika memang dia tak mengalaminya. Mungkin Anda bermaksud baik menanyakan hal tersebut. Jika memang dia tak mengalaminya, yang bisa anda lakukan hanyalah merasa sedikit kecewa, baik pada diri anda sendiri ataupun pasangan anda, atau keduanya. Akan lebih baik jika anda bertanya "Kamu mau mengalami orgasme?" dan pertanyaan tersebut perlu ditanyakan diawal anda berhubungan seks.
Selanjutnya seorang wanita akan memutuskan apakah dia ingin atau dapat mengalami orgasme pada awal setiap pengalaman seksualnya. Para wanita seringkali memalsukan orgasme karena mereka tak ingin mengalami orgasme, atau mengetahui tubuhnya cukup baik untuk tahu bahwa yang satu ini tidak mungkin terjadi selama mengalami seksual yang akan datang.
So tak ada salahnya 'pillow converastion' selalu anda lakukan dengan pasangan sebelum malkukan aktivitas seks, bukan sesuatu yang sulit selama anda dan pasangan saling terbuka dan mengerti satu sama lainnya, bahkan akan membuat hubungan anda dan pasangan semakin bertambah hangat.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini