Listrik, ya Desa ini memang gelap tanpa arus listrik. Bisa dibayangkan bila kita tinggal tanpa listrik. Hanya lampu teplok yang menemani malam. Jarak antara rumah satu ke rumah lainnya pun hanya terbentang oleh sawah. Jika ingin ke belakang sekedar buang air kecil, harus melewat pematang sawah menuju ke sungai terdekat.
Masih sederhana memang, namun keramahan masyarakat sekitar menambah hangat suasana. Belajar bahasa sunda, bermain gamelan bahkan bermain silat. Untuk makan pun masih dengan cara menumbuk beras dan memancing untuk lauknya. Kemudian belajar membuat kerajinan dari pakis anam.
Desa Cikaramat hanya terdiri dari beberapa rumah yang tak lebih dari hitungan jari. Sementara beberapa petak sawah di sekitarnya memperlihatkan adanya bekas-bekas rumah yang dulu pernah berdiri. Pak Asep atau biasa dipanggil Pak Ayeh yang merupakan Kepala Kampung Cikaramat mengatakan hanya ada 6 dari total 70 kepala keluarga yang masih tinggal di kampung ini. Sisanya telah dipindahkan ke tempat baru yang lebih tinggi tak jauh dari kampung semula lengkap dengan rumah-rumah permanen. Ancaman longsor menjadi alasan kuat kenapa Desa ini dipindahkan. Memang jika dilihat dari posisinya, Desa Cikaramat terletak di lembah yang merupakan aliran sungai yang berasal dari Situ Gunung, ini artinya sebuah danau besar berada di atas kampung yang selalu siap mengancam. Sementara bukit-bukit yang mengapit lembahan Kampung Cikaramat ini ditumbuhi oleh pepohonan yang didominasi bambu yang di beberapa petaknya terlihat gunduabout Cyber Information http://aboutcyberinformation.blogspot.com/
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini