AMURANG, Kompas.com - Nofriet Ransulangi, Kasat Pol PP Minsel mengatakan, WW alias Winzi yang merupakan tersangka pemerkosa dan pembunuh Lindy Melissa Pandoh, adalah orang yang setia dalam pekerjaan. Maka, ia tak menyangka bahwa Winzi adalah pelakunya.
"Dia tidak ada tanda-tanda berbuat seperti itu, keluarganya baik-baik," ucap Daddy sapaan Kasat Pol PP Minsel saat dikonfirmasi Tribun Manado via telepon, Sabtu (21/1/12).
Lanjut dia, Winzi sudah enam tahun menjadi Satpol PP Minsel, dan masih tenaga kontrak atau honorer. "Dia menjaga di pos terdepan Kantor Pemkab Minahasa Selatan, sudah enam tahun jadi tenaga kontrak," ucapnya.
Malah kata Daddy, Winzi ini telah memiliki istri, namun dia sudah lupa nama Istrinya, kecuali marganya yakni Saroinsong. "Mertuanya Harry Saroinsong itu mantan Sekcam (Sekretaris Camat) Amurang Barat, waktu saya jadi camat di sana, mertuanya itu sekcam saya," ungkapnya.
Ditanyakan apakah Winzi telah memiliki anak, setahu Daddy, sudah punya dua anak. "Sudah, anaknya sudah dua," kata dia.
Mengenai perilaku asmara Winzi, Daddy sebagai atasan dia langsung, mengaku tidak memonitor langsung di lapangan seperti apa. "Saya tidak monitor di lapangan dia bagaimana, apalagi dengan si korban," ucap Daddy lagi.
Meski begitu, ditegaskannya jika nanti memang Winzi terbukti bersalah dalam kasus tersebut, maka akan dipecat secara tidak hormat. "Kalau terbukti bersalah maka akan dipecat secara tidak hormat, sebab itu konsekuensi dalam perjanjian kontrak mereka," jelas dia.
Malah kata Daddy, di satuan yang dipimpinnya, baru-baru ini sudah ada seorang yang dipecat secara tidak hormat, sehingga akan menjadi dua dengan Winzi, jika nantinya terbukti bersalah. "Satu sudah saya pecat secara tidak hormat karena juga berbuat amoral, dan dengan Winzi ini akan menjadi dua orang," ungkapnya.
Namun secara total, kata Daddy lagi, sejak dia menjadi pimpinan di situ, sudah sekitar 15 tenaga kontrak Satpol PP yang diberhentikannya hingga sekarang.
Sebelumnya, meski telah ditemukan ada sperma yang diduga sperma tersangka di alat kelamin Lindy, awalnya Winzi yang kini berstatus tersangka tetap membantah dan tak mau mengakui perbuatannya. Tetapi akhirnya menurut sebuah sumber di Polresta Manado, dari pendalaman keterangan, tersangka akhirnya mengakui perbuatannya.
Dari keterangan tersangka, Polisi menemukan petunjuk lokasi di mana tersangka membuang barang bukti berupa senjata tajam jenis pisau. "Pisau yang digunakan tersangka untuk menusuk korban telah ditemukan di daerah Tateli," ujar Kapolresta Manado Kombespol Amran Ampulembang kepada Tribun Manado.
Lindy ditemukan meninggal di dalam sebuah mobil Avanza hitam yang ditemukan di Pantai Malalayang, Jumat (20/1/2012) petang. Dari KTP yang ditemukan, korban bernama Lindy Melissa Pandoh.
Penelusuran Tribun Manado (grup Tribunnews.com), korban berasal dari Tongkaina Bunaken. Korban saat ini bekerja sebagai PNS di Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Selatan. Lindy ditemukan dalam keadaan tak berbusana dan mengalami beberapa luka tusuk di beberapa bagian tubuh. (Tribun Manado/David Kusuma)
"Dia tidak ada tanda-tanda berbuat seperti itu, keluarganya baik-baik," ucap Daddy sapaan Kasat Pol PP Minsel saat dikonfirmasi Tribun Manado via telepon, Sabtu (21/1/12).
Lanjut dia, Winzi sudah enam tahun menjadi Satpol PP Minsel, dan masih tenaga kontrak atau honorer. "Dia menjaga di pos terdepan Kantor Pemkab Minahasa Selatan, sudah enam tahun jadi tenaga kontrak," ucapnya.
Malah kata Daddy, Winzi ini telah memiliki istri, namun dia sudah lupa nama Istrinya, kecuali marganya yakni Saroinsong. "Mertuanya Harry Saroinsong itu mantan Sekcam (Sekretaris Camat) Amurang Barat, waktu saya jadi camat di sana, mertuanya itu sekcam saya," ungkapnya.
Ditanyakan apakah Winzi telah memiliki anak, setahu Daddy, sudah punya dua anak. "Sudah, anaknya sudah dua," kata dia.
Mengenai perilaku asmara Winzi, Daddy sebagai atasan dia langsung, mengaku tidak memonitor langsung di lapangan seperti apa. "Saya tidak monitor di lapangan dia bagaimana, apalagi dengan si korban," ucap Daddy lagi.
Meski begitu, ditegaskannya jika nanti memang Winzi terbukti bersalah dalam kasus tersebut, maka akan dipecat secara tidak hormat. "Kalau terbukti bersalah maka akan dipecat secara tidak hormat, sebab itu konsekuensi dalam perjanjian kontrak mereka," jelas dia.
Malah kata Daddy, di satuan yang dipimpinnya, baru-baru ini sudah ada seorang yang dipecat secara tidak hormat, sehingga akan menjadi dua dengan Winzi, jika nantinya terbukti bersalah. "Satu sudah saya pecat secara tidak hormat karena juga berbuat amoral, dan dengan Winzi ini akan menjadi dua orang," ungkapnya.
Namun secara total, kata Daddy lagi, sejak dia menjadi pimpinan di situ, sudah sekitar 15 tenaga kontrak Satpol PP yang diberhentikannya hingga sekarang.
Sebelumnya, meski telah ditemukan ada sperma yang diduga sperma tersangka di alat kelamin Lindy, awalnya Winzi yang kini berstatus tersangka tetap membantah dan tak mau mengakui perbuatannya. Tetapi akhirnya menurut sebuah sumber di Polresta Manado, dari pendalaman keterangan, tersangka akhirnya mengakui perbuatannya.
Dari keterangan tersangka, Polisi menemukan petunjuk lokasi di mana tersangka membuang barang bukti berupa senjata tajam jenis pisau. "Pisau yang digunakan tersangka untuk menusuk korban telah ditemukan di daerah Tateli," ujar Kapolresta Manado Kombespol Amran Ampulembang kepada Tribun Manado.
Lindy ditemukan meninggal di dalam sebuah mobil Avanza hitam yang ditemukan di Pantai Malalayang, Jumat (20/1/2012) petang. Dari KTP yang ditemukan, korban bernama Lindy Melissa Pandoh.
Penelusuran Tribun Manado (grup Tribunnews.com), korban berasal dari Tongkaina Bunaken. Korban saat ini bekerja sebagai PNS di Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Selatan. Lindy ditemukan dalam keadaan tak berbusana dan mengalami beberapa luka tusuk di beberapa bagian tubuh. (Tribun Manado/David Kusuma)
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini