Jakarta - Kusta atau lepra bukanlah penyakit baru. Konon penyakit ini sudah ada sejak 300 SM. Meskipun termasuk salah satu penyakit menular, tetapi kusta sebenarnya sangat sulit menular sehingga tidak perlu terlalu ditakuti.
Demikian disampaikan Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kusta dan Frambusia, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dr. Christina Widyaningrum, saat acara Temu Media bertema, "Sayangi Orang yang Menderita Kusta", di Kantor Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, (27/1/2012).
"Sebanyak 95 persen dari kita yang terpapar dengan kusta, kebal dengan penyakit ini. Dan 5 persen orang yang terpapar, 3 persennya bisa sembuh sendiri tanpa obat dan hanya 2 persen yang membutuhkan obat," katanya
Widyaningrum mengatakan, jika penderita kusta segera diketahui dan diobati, maka dia tidak akan menularkan lagi penyakit itu. Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2010, tercatat ada sekitar 17.012 kasus kusta baru.
"Orang harus segera pergi ke Puskemas jika mengalami kelainan kulit seperti berupa bercak putih atau merah untuk segera mendapatkan pengobatan," terangnya.
Ia menambahkan, kecacatan yang terjadi pada penderita akibat kusta seringkali tampak menyeramkan sehingga menyebabkan adanya stigma dan ketakutan berlebihan terhadap kusta.
"Penting untuk mensosialisasikan tanda dini kusta, dan mensosialisasikan kusta dengan benar. Karena masyarakat masih berpandangan bahwa kusta itu kutukan, keturunan, guna-guna dan sebagainya," jelasnya.
Widyaningrum menambahkan, penolakan yang dilakukan oleh masyarakat dan petugas kesehatan seringkali menghambat penemuan kasus kusta secara dini, pengobatan padas penderita, seta penanganan permasalahan medis. Di sisi lain, stigma di masyarakat menyebabkan keterbatasan penderita kusta untuk menerima hak asasinya secara penuh sebagai seorang manusia dan bagian dari masyarakat.
"Guna mengatasi keterbatasan tersebut, dibutuhkan komitmen yang kuat dari tenaga medis dalam menangani penyakit kusta secara medik maupun dalam memberikan informasi dan edukasi penyakit kusta kepada masyarakat," tutupnya
Kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Di Indonesia, penderita kusta umumnya ditemukan di pedalaman. Peta sebaran kusta di Indonesia menunjukkan, wilayah timur merupakan daerah dengan tingkat paparan tinggi.
Demikian disampaikan Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kusta dan Frambusia, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dr. Christina Widyaningrum, saat acara Temu Media bertema, "Sayangi Orang yang Menderita Kusta", di Kantor Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, (27/1/2012).
"Sebanyak 95 persen dari kita yang terpapar dengan kusta, kebal dengan penyakit ini. Dan 5 persen orang yang terpapar, 3 persennya bisa sembuh sendiri tanpa obat dan hanya 2 persen yang membutuhkan obat," katanya
Widyaningrum mengatakan, jika penderita kusta segera diketahui dan diobati, maka dia tidak akan menularkan lagi penyakit itu. Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta yang tinggi. Pada tahun 2010, tercatat ada sekitar 17.012 kasus kusta baru.
"Orang harus segera pergi ke Puskemas jika mengalami kelainan kulit seperti berupa bercak putih atau merah untuk segera mendapatkan pengobatan," terangnya.
Ia menambahkan, kecacatan yang terjadi pada penderita akibat kusta seringkali tampak menyeramkan sehingga menyebabkan adanya stigma dan ketakutan berlebihan terhadap kusta.
"Penting untuk mensosialisasikan tanda dini kusta, dan mensosialisasikan kusta dengan benar. Karena masyarakat masih berpandangan bahwa kusta itu kutukan, keturunan, guna-guna dan sebagainya," jelasnya.
Widyaningrum menambahkan, penolakan yang dilakukan oleh masyarakat dan petugas kesehatan seringkali menghambat penemuan kasus kusta secara dini, pengobatan padas penderita, seta penanganan permasalahan medis. Di sisi lain, stigma di masyarakat menyebabkan keterbatasan penderita kusta untuk menerima hak asasinya secara penuh sebagai seorang manusia dan bagian dari masyarakat.
"Guna mengatasi keterbatasan tersebut, dibutuhkan komitmen yang kuat dari tenaga medis dalam menangani penyakit kusta secara medik maupun dalam memberikan informasi dan edukasi penyakit kusta kepada masyarakat," tutupnya
Kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Di Indonesia, penderita kusta umumnya ditemukan di pedalaman. Peta sebaran kusta di Indonesia menunjukkan, wilayah timur merupakan daerah dengan tingkat paparan tinggi.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini