SENTANI -- Sebanyak 54 orang pelajar/mahasiswa di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayapura Purnomo, di Sentani, Minggu mengatakan, dari 796 orang yang terinfeksi (ODHA) HIV/AIDS 54 di antaranya adalah dari kalangan pelajar atau mahasiswa. "Terlepas sebagai pengurus di KPA, kami sebagai orang tua sangat miris. Sebab meskipun mereka tetap menuntut ilmu, namun tetap masa depan mereka suram," katanya.
Purnomo mengatakan, mahasiwa yang terinfeksi HIV/AIDS tidak mencapai 54 kasus, seandainya mereka mempunyai kesadaran sendiri untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.
Karena, menurut Purnomo, kasus HIV/AIDS di daerah ini diibaratkan gunung es.
"Artinya yang terlihat baru sedikit sementara yang belum terdeteksi jumlahnya lebih besar," katanya. Hampir setiap bulan, kata dia, KPA melakukan sosialisasi tentang penyakit tersebut, dampaknya, dan cara penanggulanggannya di sekolah-sekolah.
Ia mengatakan, dengan melihat kondisi seperti ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi di sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan SMU dan perguruan tinggi yang ada di daerah ini. Sementara bagi yang sudah dinyatakan terinfeksi agar bisa melakukan perawatan dengan baik serta tidak melakukan hubungan seks bebas.
Dijelaskan, hingga November 2011 jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 796 kasus masing-masing HIV 335 kasus dan AIDS 461 kasus. Dari jumlah tersebut, lanjut Purnomo, laki-laki sebanyak 330 kasus atau 41,5 persen, perempuan 466 kasus atau 58,5 persen. Dengan golongan umur yang terinfeksi HIV/AIDS adalah, usia 1-4 tahun 18 kasus atau 2,3 persen, 5-14 tahun 3 kasus atau 0,4 persen, 15-19 tahun 60 kasus atau 7,5 persen, 20-29 tahun 367 kasus atau 46,1 persen, 30-39 tahun 251 kasus atau 31,5 persen, 40-49 tahun 69 kasus atau 8,7 persen, 50-59 tahun 20 kasus atau 2,5 persen, 60 tahun 3 kasus atau 0,4 persen, tidak diketahui lima kasus atau 0,6 persen.
Sementara itu, kasus HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan di 2011 didominasi ibu rumah tangga (IRT) yang mencapai 235, disusul lain-lain sebanyak 160 kasus, pekerja seks komersial (PSK) 102 kasus, buruh/tani 94 kasus, pekerja swasta 80 kasus, pelajar/mahasiswa 54 kasus, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 46 kasus, TNI 10 kasus, Polri 6 kasus, kalangan agama 4 kasus dan pekerja seks jalanan 5 kasus. Dikatakannya, HIV/AIDS lebih banyak ditularka melalui heteroseksual yang mencapai 771 kasus, disusul transfusi darah sebanyak 10 kasus.
Purnomo mengatakan, mahasiwa yang terinfeksi HIV/AIDS tidak mencapai 54 kasus, seandainya mereka mempunyai kesadaran sendiri untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.
Karena, menurut Purnomo, kasus HIV/AIDS di daerah ini diibaratkan gunung es.
"Artinya yang terlihat baru sedikit sementara yang belum terdeteksi jumlahnya lebih besar," katanya. Hampir setiap bulan, kata dia, KPA melakukan sosialisasi tentang penyakit tersebut, dampaknya, dan cara penanggulanggannya di sekolah-sekolah.
Ia mengatakan, dengan melihat kondisi seperti ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi di sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan SMU dan perguruan tinggi yang ada di daerah ini. Sementara bagi yang sudah dinyatakan terinfeksi agar bisa melakukan perawatan dengan baik serta tidak melakukan hubungan seks bebas.
Dijelaskan, hingga November 2011 jumlah kasus HIV/AIDS telah mencapai 796 kasus masing-masing HIV 335 kasus dan AIDS 461 kasus. Dari jumlah tersebut, lanjut Purnomo, laki-laki sebanyak 330 kasus atau 41,5 persen, perempuan 466 kasus atau 58,5 persen. Dengan golongan umur yang terinfeksi HIV/AIDS adalah, usia 1-4 tahun 18 kasus atau 2,3 persen, 5-14 tahun 3 kasus atau 0,4 persen, 15-19 tahun 60 kasus atau 7,5 persen, 20-29 tahun 367 kasus atau 46,1 persen, 30-39 tahun 251 kasus atau 31,5 persen, 40-49 tahun 69 kasus atau 8,7 persen, 50-59 tahun 20 kasus atau 2,5 persen, 60 tahun 3 kasus atau 0,4 persen, tidak diketahui lima kasus atau 0,6 persen.
Sementara itu, kasus HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan di 2011 didominasi ibu rumah tangga (IRT) yang mencapai 235, disusul lain-lain sebanyak 160 kasus, pekerja seks komersial (PSK) 102 kasus, buruh/tani 94 kasus, pekerja swasta 80 kasus, pelajar/mahasiswa 54 kasus, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 46 kasus, TNI 10 kasus, Polri 6 kasus, kalangan agama 4 kasus dan pekerja seks jalanan 5 kasus. Dikatakannya, HIV/AIDS lebih banyak ditularka melalui heteroseksual yang mencapai 771 kasus, disusul transfusi darah sebanyak 10 kasus.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini