Jakarta (ANTARA) - Iran optimis nilai perdagangan dengan Indonesia bisa mengalami peningkatan meskipun saat ini negara itu sedang mendapat tekanan dari negara Barat, ujar Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh.
"Nilai perdagangan Iran dan Indonesia pada 2011 mencapai 2 miliar dolar AS, dan kami optimis tahun ini bisa meningkat menjadi 5 miliar dolar AS," ujar Mahmoud Farazandeh usai perayaan Revolusi Iran ke-33 di Jakarta, Jumat malam. Dia mengatakan nilai perdagangan Iran dengan Indonesia mengalami perkembangan signifikan sejak enam tahun terakhir. Bahkan pada tahun lalu nilai perdagangan kedua negara meningkat 100 persen.
"Kami percaya tekanan negara Adidaya tidak akan mempengaruhi masyarakat Indonesia," tambah Mahmoud.
Kerja sama antara Iran dan Indonesia, lanjut dia, adalah kerja sama yang saling melengkapi. Oleh karena itu, embargo terhadap bank sentral tidak akan berpengaruh terhadap nilai perdagangan karena terdapat lebih dari 1000 komoditas yang bisa dijadikan alat tukar.
Produk utama ekspor Indonesia ke Iran antara lain minyak sawit, pipa baja, baja, kertas, karet, produk elektronik, ban kendaraan, kayu dan produk kayu, kopi, teh, pakaian jadi, ikan.
Sedangkan impor utama Indonesia dari Iran adalah antara lain hidrokarbon, pupuk, aspal, aluminium, gipsum, dan karet sintetis.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memperketat sanksi ekonomi terhadap bank sentral Iran dan industri minyak Iran dalam beberapa pekan terakhir. Tujuannya untuk menekan Teheran agar menghentikan pengayaan uranium.
Akibat embargo tersebut, pengiriman minyak kelapa sawit dari pemasok utama seperti Indonesia dan Malaysia, telah dihentikan karena pedagang khawatir Iran tidak bisa membayarnya. (rr)
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini