Buscar

Sabtu, 18 Februari 2012

Bencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Masih terbayang kekhawatiran dunia ketika reaktor nuklir Jepang mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami yang melanda pada bulan 11 Maret 2011. Semua langsung mengacu pada bencana nuklir di Chernobyl yang mengakibatkan banyak kelainan pada bayi-bayi yang baru lahir.
Ketakutan akan pencemaran kebocoran limbah nuklir di Jepang pun menyergap ke negara-negara sekitar. Lucunya, di tengah-tengah kekhawatiran bencana itu, justru Badan Tenaga Nuklir Nasional mengangkat wacana pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Padahal beberapa negara Eropa sudah berencana untuk menutup reaktor nuklir mereka.

Bencana Nuklir di Fukushima Jepang

Pada 11 Maret 2011 terjadi gempa besar yang mengakibatkan tsunami di Jepang. Peristiwa tersebut berdampak kerusakan pembangkit tenaga nuklir Fukushima I. Hal ini adalah bencana nuklir terbesar sejak bencana Chernobyl pada 1986.
Pembangkit tenaga nuklir Fukushima terdiri dari enam reaktor air mendidih yang terpisah. Ketika terjadi gempa, Reaktor 1, 2, dan 3 otomatis mati setelah terjadi gempa dan generator darurat segera online untuk mengendalikan sistem elektronik dan pendingin.
Tsunami telah menghancurkan penghubung reaktor ke kisi-kisi daya, sehingga reaktor menjadi overheat. Ketika para pekerja berjuang untuk mendinginkan dan mematikan ketiga reaktor tersebut terjadi beberapa ledakan hidrogen. Pemerintah telah memerintahkan untuk menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Kekhawatiran pemancaran radioaktif nuklir ini diatasi dengan evakuasi radius 20 km dari pembangkit. 
Awalnya, kecelakaan nuklir ini ditetapkan pada tingkat 4 berdasarkan International Nuclear Event Scale. Namun tingkatan ini dinaikkan berturut-turut ke tingkat 5 dan pada akhirnya ke tingkat 7 yang merupakan nilai skala tertinggi.

Bencana Nuklir di Chernobyl, Ukraina

Pada 26 April 1986 terjadi bencana nuklir di Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina. Ledakan dan kebakaran tersebut memancarkan kontaminasi radioaktif yang cukup besar ke atmosfer. Penyebaran tersebut mencakup wilayah Eropa dan Uni Soviet bagian barat.
Peristiwa ini adalah kecelakaan pembangkit tenaga nuklir terburuk dalam sejarah. Ini merupakan salah satu dari dua kecelakaan yang diklasifikasikan sebagai tingkat 7 pada skala peristiwa nuklir internasional. Kecelakaan lainya adalah bencana nuklir Fukushima Daiichi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pertarungan menghadapi kontaminasi nuklir ini dan demi mencegah bencana yang lebih besar melibatkan lebih dari 500 ribu pekerja dan diperkirakan memakan biaya sekitar 18 miliar rubel sehingga melumpuhkan perekonomian Uni Soviet. 
Bencana nuklir di Chernobyl ini diawali saat dilakukan suatu pengujian sistem pada hari Sabtu, 26  April 1986 pada reaktor nomor empat dari pembangkit Chernobyl yang dekat dengan kota Prypiat dan dekat dengan sungai Belarus dan Dnieper. Tiba-tiba terjadi lonjakan output daya, dan ketika dilakukan pemadaman darurat justru terjadi lonjakan output daya yang lebih ekstrem, yang mengakibatkan pecahnya bejana reaktor dan terjadi serangkaian ledakan.
Peristiwa tersebut memancarkan moderator grafit dari reaktor ke udara yang menyebabkannya menyala. Api tersebut menghasilkan asap dengan kadar radioaktif yang tinggi yang masuk ke atmosfer dan mencakup area geografis yang luas termasuk Pripyat.
Dari 1986 hingga 2000, sejumlah 350.400 orang dievakuasi dan dipindahkan dari daerah Belarus, Rusia, dan Ukraina dengan tingkat kontaminasi nuklir yang tinggi. Suatu laporan dari International Atomic Energy Agency menelaah dampak lingkungan dari kecelakaan nuklir di Chernobyl ini. Diperkirakan 31 kematian merupakan akibat langsung dari kecelakaan nuklir tersebut, semuanya di antara karyawan reaktor dan pekerja darurat.
World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar kematian 4.000 warga sipil yang tidak termasuk pekerja pembersih militer. Pada laporan tahun 2006 diperkirakan kematian kanker akibat Chernobyl sekitar 30 ribu hingga 60 ribu. Laporan dari Greenpeace menetapkan angka ini di 200 ribu atau lebih.
Suatu publikasi Rusia menyimpulkan bahwa 985 ribu kematian kanker prematur terjadi di seluruh dunia antara tahun 1986 dan 2004 sebagai hasil dari kontaminasi radioaktif dari Chernobyl.

Antisipasi Pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia

Bencana nuklir menjadi bahan pertimbangan negara-negara seperti Jepang dan Jerman untuk meninjau ulang dan menutup pembangkit listrik tenaga nuklir mereka untuk beralih ke pemanfaatan energi terbarukan. Namun, tentu saja Indonesia selalu ingin tampil beda. Justru Badan Tenaga Nuklir Nasional gencar melakukan sosialisasi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari iklan-iklan di televisi, spanduk-spanduk, dan berbagai acara talk show pada tahun 2011 lalu.
Alasan yang dikedepankan dari pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir ini adalah Indonesia terancam krisis energi di masa depan. Padahal pada tahun 2010, negara kita tercatat sebagai negara pengekspor batubara terbesar kedua di dunia. Namun, Perusahaan Listrik Negara justru kesulitan mendapatkan pasokan batubara bagi kebutuhan pembangkit listriknya.
Masih di tahun yang sama, Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gas alam cair terbesar ketiga di dunia, namun pada 2005 Pupuk Iskandar Muda harus berhenti beroperasi karena kekurangan pasokan gas alam cair. Hal yang sama juga melanda Pupuk Kaltim pada tahun 2004. Selain kedua sumber energi tersebut, Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, dengan persentase lebih dari 40% potensi panas bumi dunia.
Kebohongan lain dari kampanye mengenai keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir adalah pernyataan dari salah seorang pakar nuklir dari ITB yang merujuk pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan teknologi Generasi III dan IV. Sementara itu, jika Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir maka akan menggunakan generasi IV dengan passive system.
Keamanan dari teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir ini selalu merujuk pada Generasi IV. Padahal masih dibutuhkan pengamatan puluhan tahun yang membuktikan bahwa Generasi III+ sudah terbukti secara teknis keselematan operasi maupun kelayakan komersialnya.
PLTN Generasi III+ saja hingga saat ini belum beroperasi di tiga negara, yaitu Finlandia, Prancis, dan Cina. Pada 1960-an dan 70-an, pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibangun di Fukushima saja dinyatakan sebagai teknologi yang aman. Namun, 40 tahun kemudian terlihat kegagalannya. PLTN Generasi IV saja masih dalam tahap penelitian.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di Indonesia dirancang pada 1980 -1990-an di Tanjung Muria, Jawa Tengah. BATAN bahkan mengklaim bahwa Bangka, Kalimantan, dan Semenanjung Muria merupakan lokasi yang aman untuk pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia karena terletak di luar ring of fire dan tidak pernah terjadi gempa di Bangka. Padahal pada 2 Desember 2007 telah terjadi gempa di Bangka dengan kekuatan 4,9 Skala Richter.
Episentrum dari gempa tersebut tepat di salah satu lokasi rencana tapak pembangkit listrik tenaga nuklir di Jebus, Muntok, Bangka Barat. Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap potensi bencana alam, mulai dari gempa, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir, dan ditambah lagi dengan ancaman sabotase teroris terhadap reaktor nuklir. Risiko bencana nuklir cukup tinggi akan ditanggung Indonesia.
Jika memang harus memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir maka Indonesia harus bergantung pada beberapa negara yang menguasai teknologi tersebut seperti Jepang, Korea, Rusia, atau Prancis. Indonesia hanya memiliki cadangan uranium sebesar 53 ribu ton, jumlah ini hanya dapat mengoperasikan 5 pembangkit listrik tenaga nuklir dengan total daya 5.000 MW untuk jangka waktu 25 tahun dengan efisiensi produksi 50%.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional pernah menyampaikan bahwa Korea Selatan berjanji untuk memasok Uranium selama 90 tahun. Namun, Korea Selatan ternyata tidak mempunyai cadangan Uranium. Dari seluruh paparan tersebut, kira-kira apakah Anda masih percaya keamanan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir?

0 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... -->
 
All About Lembaga cyber information | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger