Seorang penulis ternama China, Yu Jie, membeberkan perlakuan tidak manusiawi yang diterima dari pemerintahnya yang memaksanya harus pergi meninggalkan China.
Yu Jie terkenal setelah menulis buku China's Best Actor: Wen Jiabao, sebuah buku kontroversial yang membuat sang perdana menteri terganggu. Buku itu dilarang beredar di China.
Dalam sebuah jumpa pers di Washington DC, Yu Jie mengatakan, dia dijemput polisi berseragam pada 9 Desember 2010 sehari sebelum penganugerahan Nobel. Setelah dijemput polisi, kepala Yu Jie ditutup dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahuinya. "Saya kemudian ditelanjangi, dipukuli berjam-jam, dan mereka memberi tahu bahwa foto telanjang saya akan disebar di dunia maya," kenang Yu Jie.
Selain itu, lanjut Yu Jie, dia juga menderita banyak luka akibat sundutan rokok. "Mereka juga terus menyebut saya pengkhianat negara, pengkhianat rakyat China dan sampah," ungkap dia.
Tahanan rumah
Akhirnya pada 13 Desember Yu Jie dilepaskan dan dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis. Selanjutnya dia kerap dikenai tahanan rumah dan semua kegiatan rutinnya selalu dalam pengawasan pemerintah. "Setelah lebih dari satu tahun mendapatkan perlakuan tidak manusiawi, saya tak punya pilihan lain selain meninggalkan China," kata Yu Jie.
Kini Yu tinggal di Amerika Serikat bersama anak dan istrinya. Dia tengah merencanakan menerbitkan biografi pemenang nobel Liu Xiaobo dan buku tentang Presiden Hu Jintao. Liu Xiaobo sendiri saat ini tengah menjalani hukuman penjara selama 11 tahun di China.
Sebelumnya, Duta Besar Amerika Serikat di China Gary Locke mengatakan, perlindungan hak asasi manusia di China terus mengalami penurunan sejak tahun 2008.
Pernyataan ini dibantah keras Kementerian Luar Negeri China. "Menghukum beberapa orang berdasarkan hukum bukan berarti China menekan kebebasan berkespresi atau kebebasan beragama. Itu disebabkan tindakan mereka sudah melampaui batas yang ditolerir hukum China dan tentu saja harus dihukum," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin.
Sementara itu laporan dari China mengatakan, penulis dan aktivis Li Tie ditahan aparat berwenang karena dianggap melakukan tindak subversi.
Jika kabar ini benar, Li Tie adalah orang ketiga yang ditahan atas tuduhan serupa dalam satu bulan terakhir.
Yu Jie terkenal setelah menulis buku China's Best Actor: Wen Jiabao, sebuah buku kontroversial yang membuat sang perdana menteri terganggu. Buku itu dilarang beredar di China.
Dalam sebuah jumpa pers di Washington DC, Yu Jie mengatakan, dia dijemput polisi berseragam pada 9 Desember 2010 sehari sebelum penganugerahan Nobel. Setelah dijemput polisi, kepala Yu Jie ditutup dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahuinya. "Saya kemudian ditelanjangi, dipukuli berjam-jam, dan mereka memberi tahu bahwa foto telanjang saya akan disebar di dunia maya," kenang Yu Jie.
Selain itu, lanjut Yu Jie, dia juga menderita banyak luka akibat sundutan rokok. "Mereka juga terus menyebut saya pengkhianat negara, pengkhianat rakyat China dan sampah," ungkap dia.
Tahanan rumah
Akhirnya pada 13 Desember Yu Jie dilepaskan dan dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis. Selanjutnya dia kerap dikenai tahanan rumah dan semua kegiatan rutinnya selalu dalam pengawasan pemerintah. "Setelah lebih dari satu tahun mendapatkan perlakuan tidak manusiawi, saya tak punya pilihan lain selain meninggalkan China," kata Yu Jie.
Kini Yu tinggal di Amerika Serikat bersama anak dan istrinya. Dia tengah merencanakan menerbitkan biografi pemenang nobel Liu Xiaobo dan buku tentang Presiden Hu Jintao. Liu Xiaobo sendiri saat ini tengah menjalani hukuman penjara selama 11 tahun di China.
Sebelumnya, Duta Besar Amerika Serikat di China Gary Locke mengatakan, perlindungan hak asasi manusia di China terus mengalami penurunan sejak tahun 2008.
Pernyataan ini dibantah keras Kementerian Luar Negeri China. "Menghukum beberapa orang berdasarkan hukum bukan berarti China menekan kebebasan berkespresi atau kebebasan beragama. Itu disebabkan tindakan mereka sudah melampaui batas yang ditolerir hukum China dan tentu saja harus dihukum," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin.
Sementara itu laporan dari China mengatakan, penulis dan aktivis Li Tie ditahan aparat berwenang karena dianggap melakukan tindak subversi.
Jika kabar ini benar, Li Tie adalah orang ketiga yang ditahan atas tuduhan serupa dalam satu bulan terakhir.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini