BOGOTA - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendanai sebuah gerakan. Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC), kelompok gerilyawan yang juga mafia narkoba wilayah Amerika Selatan, membuktikan hal tersebut. Ketika penjualan narkoba sepi, FARC langsung ubah haluan beralih profesi. Mafia narkoba itu kini menjual hewan ternak curian untuk membiayai pergerakannya.
Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, mengatakan kelompok gerilyawan terbesar di Kolombia itu meningkatkan penjualan ternak curiannya. Hasil penjualannya digunakan untuk membiayai pemberontakan yang terlama di Amerika Selatan tersebut. ''Semua ini akibat menurunnya pendapatan dari pasar narkoba,'' ujar Santos seperti dikutip Reuters.
Gerilyawan FARC mengalami keterpurukan selama sepuluh tahun terakhir akibat serangan militer. Dengan didukung Amerika serikat, militer Kolombia telah memberikan gempuran besar dan memotong penjualan kokain di salah satu negara penghasil narkoba terbesar dunia itu.
"FARC merancang strategi lengkap untuk melawan masalah kekurangan keuangan akibat gempuran kepada sumber keuangan mereka terutama penjualan narkoba. Salah satu perintahnya adalah menjual ternak untuk mendapat lebih banyak sumber pemasukan," kata Santos.
Pada beberapa pekan terakhir, FARC telah berupaya menjual ternak curian dari kawasan lain Kolombia. Gerilyawan itu selama beberapa dasawarsa telah membiayai gerakan mereka melalui pengelolaan produksi kokain. Mereka juga telah membangun ikatan dengan geng narkoba di beberapa bagian negara tersebut.
Selain itu, mereka berperang memperebutkan kekuasaan atas jalur utama persediaan narkoba di kawasan lain. Miliaran dolar AS yang didapat dari penjualan kokain menjadi satu alasan utama mengapa perlawanan FARC di Kolombia telah berlanjut hampir selama lima dasawarsa.
Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, mengatakan kelompok gerilyawan terbesar di Kolombia itu meningkatkan penjualan ternak curiannya. Hasil penjualannya digunakan untuk membiayai pemberontakan yang terlama di Amerika Selatan tersebut. ''Semua ini akibat menurunnya pendapatan dari pasar narkoba,'' ujar Santos seperti dikutip Reuters.
Gerilyawan FARC mengalami keterpurukan selama sepuluh tahun terakhir akibat serangan militer. Dengan didukung Amerika serikat, militer Kolombia telah memberikan gempuran besar dan memotong penjualan kokain di salah satu negara penghasil narkoba terbesar dunia itu.
"FARC merancang strategi lengkap untuk melawan masalah kekurangan keuangan akibat gempuran kepada sumber keuangan mereka terutama penjualan narkoba. Salah satu perintahnya adalah menjual ternak untuk mendapat lebih banyak sumber pemasukan," kata Santos.
Pada beberapa pekan terakhir, FARC telah berupaya menjual ternak curian dari kawasan lain Kolombia. Gerilyawan itu selama beberapa dasawarsa telah membiayai gerakan mereka melalui pengelolaan produksi kokain. Mereka juga telah membangun ikatan dengan geng narkoba di beberapa bagian negara tersebut.
Selain itu, mereka berperang memperebutkan kekuasaan atas jalur utama persediaan narkoba di kawasan lain. Miliaran dolar AS yang didapat dari penjualan kokain menjadi satu alasan utama mengapa perlawanan FARC di Kolombia telah berlanjut hampir selama lima dasawarsa.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini