Berita tentang letusan Merapi masih terus menjadi topik yang hangat, selain sebagai alat penaik rating bagi berbagai media. Korban berjatuhan dan bencana ini menimbulkan berbagai pemikiran baik yang rasional maupun irasional bagi semua publik.
Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.
Namun saya tidak akan mengekspose berita tentang Merapi seperti media lokal yang terlalu melebih-lebihkan pemberitaan. saya akan mencoba mengajak pembaca menggunakan nalar untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Bagi sebagian orang Jawa tengah mungkin Merapi tak ubahnya seperti Mount Doom atau Orodruin tempat pembuatan One Ring seperti di film Lord of The Ring. Karena arti Merapi menurut bahasa Jawa adalah diambil dari kata " Meru : gunung " dan " api " yang berarti " Gunung Api " yang sama dengan arti Orodruin ( bahasa elves di film LOTR ) artinya " fire mountain ".
Ok...lalu apa hubungannya dengan judul saya...? baiklah...saya akan sedikit mendongeng....
Senin, 10 April 1815, Gunung Tambora di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meluncurkan materi piroklastik. Batuan piroklastik berdiameter 2-15 cm terlontar hingga sejauh 40 kilometer.Letusan berlangsung delapan hari, 5 April-12 April, dengan puncaknya pada 10 April, memuntahkan 150 miliar meter kubik material piroklastik.92.000 orang ditemukan tewas. Bernice de Jong Boers, dalam bukunya, Mount Tambora in 1815: A Volcanic Eruption in Indonesia and Its Aftermath, suara letusan terdengar hingga di Pulau Bangka (jauhnya sekitar 1.500 km), Bengkulu (1.775 km), dan langit di atas Madura (500 km) gelap selama tiga hari. Puncak Gunung Tambora terpotong 1.400 meter tingginya sehingga tinggal 2.800 meter.
Salju turun pada Juni di Quebec City, Kanada, tanaman pangan di berbagai belahan dunia gagal panen. Sejarawan John Post menyebutnya, ”krisis besar terakhir di dunia Barat”.
Lalu selanjutnya 27 Agustus 1883, hari Senin, Gunung Krakatau meletus dengan kekuatan VEI 6 yang memicu tsunami setinggi sekitar 50 meter. Sebuah kapal berjarak 80 kilometer pun terlempar terkena hembusan angin letusan. Debu Krakatau mengambang ke seluruh dunia selama dua minggu.
Edvard Munch pelukis Norwegia bahkan sempat terinspirasi dengan efek yang ditimbulkan oleh letusan Krakatau yang sempat membuat langit di Eropa berwarna merah darah dan membuat lukisan " the Scream " menjadi terkenal.
Sabtu, 15 Juni 1991, gunung yang berlokasi dekat dengan Pangkalan AL Amerika Serikat di Subic Bay, Pulau Luzon, Filipina, meletus serta mengakibatkan 850 orang meninggal dunia dan 66.000 orang harus dievakuasi.
Kalau sekarang global warming yang lagi digembar gemborkan orang, karena efek rumah kaca yang dihasilkan CO2 akibat industri dan kendaraan bermotor yang menjadi tudingan utama sebagai sebab timbulnya lubang ozon dan mungkin juga maling maling kayu di seluruh hutan bagian paru-paru bumi seperti Amazon dan Kalimantan ikut memperburuk cadangan oksigen di muka bumi.
Tapi kalau dihitung-hitung, kita manusia hanya menyumbang 3% gas CO2 saja dalam pembentukan efek rumah kaca, sedangkan dalam seratus tahun terakhir kenaikan panas bumi hanya 1ºC. dan sebagai penyumbang terbesar 30% adalah kenaikan suhu laut. Dan suhu laut meningkat karena peningkatan aktivitas vulkanik dan gempa karena pergerakan bumi.
Memang, tidak dapat dipungkiri kalau kita tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, suhu panas memang terasa menyengat seakan global warming ini benar-benar terjadi adanya...bahkan bulan Juni kota Jeddah di Arab Saudi mencatat rekor panas tertinggi mencapai 52ºC...!! wow...
Lalu hubungannya dengan letusan gunung berapi...?
Dari ketiga contoh letusan gunung berapi diatas hasil yang ditimbulkan adalah pendinginan suhu bumi...!!
dari letusan Tambora saja suhu bumi turun menjadi 2ºC, bahkan dari erupsi gunung Pinatubo tahun 1991 kita mendapatkan penurunan suhu global sebesar 3ºC..!!
Yang menarik lagi kegiatan aktif dari gunung-gunung berapi di Asia Tenggara menurut Para peneliti di Pusat Pengamatan Bumi Lamont-Doherty di Universitas Columbia di Amerika Serikat, hujan yang terus menerus terjadi sekarang ini merupakan akibat dari peningkatan aktivitas gunung berapi yang terjadi....
Well...kita manusia memang hampir tidak punya peranan yang berarti dalam proses perbaikan alam, terbukti alam sendiri cenderung memiliki daya untuk merestorasi dirinya...dan keseimbangan bumi tetap terjaga....
So...bagaimanapun juga kita sebagai penghuni bumi tidak harus sepenuhnya menyerahkan semuanya kepada alam, karena kita termasuk sebagian dari alam...marilah kita bersama-sama mencoba semampu kita menjaga bumi kita agar tetap layak dihuni hingga anak cucu kita kelak....
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini