Siswa kelas satu SMAN 13 Kota Semarang, Ferdian Romi Anggara atau Angga (15), tewas dibacok perampok di dekat Mapolsek Ngaliyan, Kota Semarang. Angga dibacok karena melindungi kekasihnya, Pipit Farida (15).
Setelah membacok Angga, perampok yang terdiri atas tiga pria itu merampas ponsel kekasih Angga yakni sebuah ponsel merk Cross. Perampokan sadis ini terjadi di pinggir lapangan sepak bola Ngaliyan atau sekitar 50 meter dari markas polsek Ngaliyan, Kota Semarang. Sabtu malam saat kawasan Ngaliyan diguyur hujan, Angga dibacok di depan pacarnya, Pipit Farida (15). Angga terluka dengan 7 sabetan parang dan celurit.
Pipit Farida menjelaskan, sabtu petang, Angga menjeputnya dan mengajak malam mingguan. Pasangan ini meninggalkan rumah Pipit di Jalan Borobudur, Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat, sekitar pukul 18.45 WIB. Jalinan asmara antara Angga dan Pipit sudah berjalan selama sekitar dua tahun. Keduanya pacaran sejak masa SMP, waktu itu mereka merupakan teman satu sekolah di SMP Nusa Bakti, Jalan Wologito Semarang Barat.
Malam itu, Pipit membonceng Angga dengan menggunakan motor Yamaha Vega milik Angga. Ketika hujan turun, sekitar pukul 19.30 WIB keduanya segera mencari tempat berteduh terdekat yakni di bawah pohon di pinggir lapangan sepak bola depan SD Ngaliyan (kampus 1, 2 dan 3).
Sekitar lima menit sejak mereka berteduh, datang 3 orang pria dengan mengendarai sepeda motor Jupiter dan satu kendaraan lagi belum diketahui secara pasti. Tanpa melepas helm, 3 orang ini mendekati Pipit dan mengeluarkan celurit. Pipit diminta menyerahkan ponselnya.
Angga segera melindungi Pipit, saat itulah para pelaku mengayunkan celuritnya berkali - kali. Setelah Angga tersungkur, kemudian pelaku membawa ponsel Pipit yang coba diamankan oleh Angga. Setelah mendapatkan ponselnya, ketiga perampok kabur.
Pipit pun berteriak minta tolong hingga seorang warga datang ke tempat kejadian. Angga yang terluka parah dibawa ke Mapolsek Ngaliyan yang berjarak hanya 50 meter dari tempat kejadian dengan dibonceng kendaraan roda dua.
Remaja warga Jalan Candisari, RT 09 / RW 04, Kelurahan Babankerep, Kecamatan Ngaliyan, itu kemudian dilarikan ke RS International Permata Medika di Jalan Moch Ichsan, Ngaliyan. Dari RS tersebut korban dirujuk ke RS Dr. Kariadi Semarang, namun setelah tujuh jam bergulat dengan maut, pada pukul 04.45 WIB akhirnya korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Sungguh tragis, menghabisi nyawa pelajar kelas satu SMA hanya untuk merampas sebuah ponsel buatan China, Cross.
Korban menderita beberapa luka bacok dari dua jenis senjata tajam yaitu parang dan celurit, salah satu bacokan yang paling mematikan ini tepat berada di bawah ketiak sebelah kirinya dengan kedalaman luka 11 cm dan menusuk jantung sedalam 3 cm.
Bagi orang tuanya, Angga adalah anak yang baik dan rajin, Angga kerap membantu orang tuanya.
Kapolsek Ngaliyan, Kompol Slamet mengatakan, pihaknya telah mengantongi ciri - ciri pelaku. "Kami masih menyelidiki kasus ini. Pelaku sudah teridentifikasi ciri - cirinya", katanya kemarin.
Dari informasi yang dihimpun, lapangan di depan SD Ngaliyan memang sering dijadikan tempat berpacaran oleh remaja, selain kondisinya remang - remang, di tempat itu terdapat sejumlah bangku sehingga pasangan muda - mudi betah berlama - lama di pinggir lapangan tersebut.
Setelah membacok Angga, perampok yang terdiri atas tiga pria itu merampas ponsel kekasih Angga yakni sebuah ponsel merk Cross. Perampokan sadis ini terjadi di pinggir lapangan sepak bola Ngaliyan atau sekitar 50 meter dari markas polsek Ngaliyan, Kota Semarang. Sabtu malam saat kawasan Ngaliyan diguyur hujan, Angga dibacok di depan pacarnya, Pipit Farida (15). Angga terluka dengan 7 sabetan parang dan celurit.
Pipit Farida menjelaskan, sabtu petang, Angga menjeputnya dan mengajak malam mingguan. Pasangan ini meninggalkan rumah Pipit di Jalan Borobudur, Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat, sekitar pukul 18.45 WIB. Jalinan asmara antara Angga dan Pipit sudah berjalan selama sekitar dua tahun. Keduanya pacaran sejak masa SMP, waktu itu mereka merupakan teman satu sekolah di SMP Nusa Bakti, Jalan Wologito Semarang Barat.
Malam itu, Pipit membonceng Angga dengan menggunakan motor Yamaha Vega milik Angga. Ketika hujan turun, sekitar pukul 19.30 WIB keduanya segera mencari tempat berteduh terdekat yakni di bawah pohon di pinggir lapangan sepak bola depan SD Ngaliyan (kampus 1, 2 dan 3).
Sekitar lima menit sejak mereka berteduh, datang 3 orang pria dengan mengendarai sepeda motor Jupiter dan satu kendaraan lagi belum diketahui secara pasti. Tanpa melepas helm, 3 orang ini mendekati Pipit dan mengeluarkan celurit. Pipit diminta menyerahkan ponselnya.
Angga segera melindungi Pipit, saat itulah para pelaku mengayunkan celuritnya berkali - kali. Setelah Angga tersungkur, kemudian pelaku membawa ponsel Pipit yang coba diamankan oleh Angga. Setelah mendapatkan ponselnya, ketiga perampok kabur.
Pipit pun berteriak minta tolong hingga seorang warga datang ke tempat kejadian. Angga yang terluka parah dibawa ke Mapolsek Ngaliyan yang berjarak hanya 50 meter dari tempat kejadian dengan dibonceng kendaraan roda dua.
Remaja warga Jalan Candisari, RT 09 / RW 04, Kelurahan Babankerep, Kecamatan Ngaliyan, itu kemudian dilarikan ke RS International Permata Medika di Jalan Moch Ichsan, Ngaliyan. Dari RS tersebut korban dirujuk ke RS Dr. Kariadi Semarang, namun setelah tujuh jam bergulat dengan maut, pada pukul 04.45 WIB akhirnya korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Sungguh tragis, menghabisi nyawa pelajar kelas satu SMA hanya untuk merampas sebuah ponsel buatan China, Cross.
Korban menderita beberapa luka bacok dari dua jenis senjata tajam yaitu parang dan celurit, salah satu bacokan yang paling mematikan ini tepat berada di bawah ketiak sebelah kirinya dengan kedalaman luka 11 cm dan menusuk jantung sedalam 3 cm.
Bagi orang tuanya, Angga adalah anak yang baik dan rajin, Angga kerap membantu orang tuanya.
Kapolsek Ngaliyan, Kompol Slamet mengatakan, pihaknya telah mengantongi ciri - ciri pelaku. "Kami masih menyelidiki kasus ini. Pelaku sudah teridentifikasi ciri - cirinya", katanya kemarin.
Dari informasi yang dihimpun, lapangan di depan SD Ngaliyan memang sering dijadikan tempat berpacaran oleh remaja, selain kondisinya remang - remang, di tempat itu terdapat sejumlah bangku sehingga pasangan muda - mudi betah berlama - lama di pinggir lapangan tersebut.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini