Bristol – Ilmuwan Inggris mengatakan, hasil studi pada efek suhu timur laut Samudera Atlantik yang meningkat cepat menunjukkan pegeseran besar-besaran pada populasi ikan dunia.
Ilmuwan Bristol University bekerjasama peneliti dari delapan institusi lain meneliti data 28 tahun badan perikanan dari 11 survei independen yang meliputi 611,5 juta kilometer persegi di teluk benua Eropa.
Hasilnya tak semua buruk, karena hilangnya beberapa ikan menjadi penambahan ikan lainnya, ujar para ilmuwan.
“Kita akan mendapat lebih banyak spesies ikan air hangat selatan. Artinya, spesies lebih kecil yang tumbuh cepat dengan genarasi yang lebih pendek akan lebih beragam,” ujar ilmuwan Steve Simpson.
Keragaman spesies ikan menunjukkan adanya perubahan terkait meningkatnya suhu laut. “Spesies ikan air dingin akan menurun,” ujarnya.
Jenis spesies ikan yang akan mengalami peningkatan adalah Red Mullet dan John Dory.
“Seiring waktu, manajemen yang efektif dan respon tepat membuat laut memiliki potensi untuk lebih produktif dan perikanan yang lebih berkelanjutan di masa depan,” tutupnya seperti dikutip UPI.
Hasilnya tak semua buruk, karena hilangnya beberapa ikan menjadi penambahan ikan lainnya, ujar para ilmuwan.
“Kita akan mendapat lebih banyak spesies ikan air hangat selatan. Artinya, spesies lebih kecil yang tumbuh cepat dengan genarasi yang lebih pendek akan lebih beragam,” ujar ilmuwan Steve Simpson.
Keragaman spesies ikan menunjukkan adanya perubahan terkait meningkatnya suhu laut. “Spesies ikan air dingin akan menurun,” ujarnya.
Jenis spesies ikan yang akan mengalami peningkatan adalah Red Mullet dan John Dory.
“Seiring waktu, manajemen yang efektif dan respon tepat membuat laut memiliki potensi untuk lebih produktif dan perikanan yang lebih berkelanjutan di masa depan,” tutupnya seperti dikutip UPI.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini