
Jembatan Kutai Kartanegara atau biasa disebut Jembatan Tenggarong adalah jembatan kebanggaan warga Kutai Kartanegara yang melintas di atas Sungai Mahakam.
Jembatan sepanjang 710 meter tersebut merupakan sarana penghubung utama Kota Samarinda dengan Kecamatan Tenggarong Seberang, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Melewati Jembatan Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala.
Pulau itu disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan Nusantara karena merupakan kawasan rekreasi keluarga yang hampir mirip dengan Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta. Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan.
Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.

Seiring berjalannya waktu dan usia setiap kota, pasti semakin banyak saja perubahan-perubahan yang signifikan, entah itu kondisi taman kota, pra sarana dan sebagainya. Pada suatu ketika, Sabtu (26/11) pukul 16.30 Wita, Warga Kalimantan Timur, Tenggarong Kutai Kartanegara khususnya di hebohkan dengan runtuhnya jembatan penghubung antara kota Samarinda dan Tenggarong.

Kami (dblogger) tidak percaya dengan isu-isu yang tersebar di jejaring sosial (facebook dan Twitter) sebelum melihat fakta yang jelas. Pasalnya baru beberapa hari anggota kami pergi ke Tenggarong dan kondisinya baik-baik saja. Namun kepercayaan kami mulai terasa ketika adanya slide news dari berbagai media di televisi. Jembatan yang berumur 10 tahun sejak 2001 dan warga Tenggarong menyebutnya sebagai mahakarya mantan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani HR itu, sekarang tinggal kenangan.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebelum runtuh, Jembatan Tenggarong tengah diperbaiki petugas. Namun, saat tengah diperbaiki, jembatan yang menghubungkan Tenggarong Kota dan Tenggarong Seberang ini mendadak runtuh.
“Tiba-tiba ada tali putus kemudian secara berantai tali lain juga putus. Runtuhnya jembatan hanya 30 detik,” kata Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (26/11/2011). Begitulah kronologisnya, dikutip dari sini.
Meski hanya berselang 30 detik, korban demi korban pun berjatuhan, karena runtuhnya jembatan tepat hari weekend (libur), jadi aktivitas lalu lintas kendaraan mobil dan motor di jembatan sangat ramai sekali. Tak sedikit pula warga yang histeris melihat runtuhnya jembatan penghubung kota Samarinda menuju Tenggarong.
Sejak kejadian itu pula arus lalu lintas menjadi macet total. Bahkan sejumlah polisi dan tim petugas bencana alam kesulitan mengevakuasi korban-korban yang berjatuhan, karena banyaknya para warga yang menyaksikan dan histeris mencari sanak keluarganya. Dan Minggu (27/11) korban meninggal ada 5 orang, sedangkan korban luka-luka mencapai 30 orang. Dan diduga masih ada yang tertindih puing-puing jembatan pada kedalaman 40-50 meter didasar sungai mahakam.
Mendengar dan menyaksikan langsung kejadian runtuhnya Jembatan termegah di Provinsi Kalimantan Timur ini, membuat hati kami terketuk bahwa menjadi manusia itu tidak boleh serakah. Mungkin peristiwa ini bisa menjadi tamparan keras bagi negeri kita tercinta Indonesia, Kalimantan Timur, Kutai Kartanegara khususnya untuk bisa menjadi manusia yang lebih jujur dalam menangani setiap kasus, proyek pembangunan dan lain sebagainya.
Jangan pernah kotori kejujuran, meskipun itu hal yang kecil. Kemudian jadikan setiap peristiwa yang terjadi di negeri ini sebagai media pembelajaran. Berusahalah untuk tidak selalu menghakimi dan mengadili seseorang, tanpa menemukan bukti dan data yang jelas. Karena setiap peristiwa maupun bencana alam pasti ada penyebabnya. Apa itu penyebabnya? jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Refrensi : Berbagai Sumber
about Cyber Information http://aboutcyberinformation.blogspot.com/

0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini