Ruang Rapat Badan Anggaran DPR akhirnya dibongkar,  pukul 23.00 WIB, Kamis 2 Februari 2012. Lima buah truk box disiapkan  mengangkut barang-barang seperti kursi, sound system dan lampu. 
Dengan  sigap, para pekerja dari beberapa jasa pengiriman barang dibantu  Petugas Pengamanan Dalam DPR mengangkut kursi impor seharga Rp 24 juta  per unit. Prosesnya pun berlangsung tertutup karena sambil menunggu  giliran setiap kursi untuk dikeluarkan, pintu ruangan ditutup lagi.
Saat  pintu dibuka, lampu sengaja dimatikan seolah agar tidak terlihat isi  ruangan itu.  " Saya tidak tahu kenapa setiap barang mau dikeluarkan,  pintu ditutup dan lampu dimatikan" kata salah satu petugas pengamanan  DPR yang menolak disebutkan namanya." Itu perintah dari atasan" 
Pantauan  Tempo, sempat terjadi kegaduhan pada awal proses pengangkatan kursi.  Banyak wartawan datang mereportase aktivitas itu. " Tolong minggir,  tolong diberi jalan dulu" kata petugas itu.
Proses  mengeluarkan barang itu berlangsung kurang lebih satu setengah jam.  Proses berakhir hingga pukul 00.30 WIB. " Ayo cepat, cepat dikeluarkan"  kata petugas. 
Setidaknya, ada lebih dari 100 unit kursi  sejenis dan 4 unit kursi yang berbeda yang dihitung Tempo, keluar dari  ruangan. Menurut penanggung jawab TPT Karindo Express, perusahaan  pengangkut barang, total kursi berjumlah 177 unit. Semuanya diangkut  menggunakan 5 unit truk box barang. "4 kursi yang beda untuk pimpinan,  dan 173 lainnya untuk para anggota," kata petugas tersebut.
Sopir  truk ekspedisi yang menolak disebut namanya itu menyebut, mereka  mendapat perintah mengangkut pukul 21.30 WIB. Seluruh supir dari  perusahaan yang berbeda-beda. 
Sebelumnya Juru Bicara  Sekretariat Jenderal DPR Jaka Dwi Winarko mengatakan rencana penggantian  kursi ruangan badan anggaran. Menurut dia, pihak kontraktor sudah  bersedia mengganti semua kursi mahal itu. "Waktunya sesingkat-singkatnya  akan dilakukan," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Kamis 2  Februari 2012.
Renovasi ruang badan anggaran mengundang  polemik karena anggarannya yang terlampau mahal. Untuk ruangan dengan  luas sekitar 300 meter itu, anggaran yang digunakan sejumlah Rp 20,3  miliar. Salah satu anggaran terbesar adalah untuk membeli kursi yang  diimport dari Jerman.
Kursi bermerk Vitra ini kabarnya  seharga Rp 10 juta rupiah perbuah. Sementara untuk kursi pimpinan  seharga Rp 12 juta perbuah. Selain kursi, karpet yang digunakan juga  dinilai terlalu berlebihan. Karpet ini juga diimport dari luar negeri  dengan harga Rp 5 juta permeternya. Selain itu, sistem pencahayaan dan  sistem audio visual juga memakan anggaran tak murah.
Jaka  mengatakan, pergantian hanya akan dilakukan pada kursi saja. Sedangkan  untuk sistem pencahayaan, sistem audio visual serta karpet tidak akan  diganti. Alasannya, karpet sudah terlanjur di pasang dan dilem. "Karpet  sudah dipasang dan dilem malah rugi kalau diangkat," ujarnya.
DIMAS SIREGAR | FEBRIYAN
Jumat, 03 Februari 2012
Ruang Rapat Banggar DPR Akhirnya Dibongkar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini