Kota Depok baru-baru ini menggulirkan gerakan sehari tanpa nasi dalam  rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Menurut Wali Kota Depok Nur  Mahmudi Ismail seperti dikutip Republika,  "Kami tidak mengajak tidak makan nasi sepanjang hari, hanya satu hari  saja dengan tujuan penganekaragaman pangan dan mengurangi konsumsi beras  demi menjaga ketahanan pangan nasional."
Pemerintah Kota Depok  mulai menerapkan program gerakan satu hari tanpa nasi dalam satu minggu,  yaitu setiap Selasa, bagi pegawai negeri sipil setempat. 
Gubernur  Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan lebih lanjut, tidak ada larangan  soal makan nasi. Yang lebih penting adalah mengimbau agar unsur nasi  diganti menjadi ubi, singkong, jagung, dan sebagainya. "Berlatihlah  untuk mengurangi konsumsi nasi. Semua dilakukan untuk menjaga ketahanan  pangan kita," kata dia seperti dikutip Republika di Kota Depok.
Kritik  sudah muncul akan imbauan ini. Salah satunya adalah, jika masyarakat  diminta untuk tidak mengonsumsi nasi dalam sehari, apakah sudah tersedia  cukup sumber karbohidrat lainnya di pasaran untuk mengganti nasi  tersebut?
Di saat bersamaan, ajakan tersebut bisa mengirim sinyal  yang tepat dari pihak pemerintah (meski masih di skala daerah), bahwa  ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan kita yang sangat tergantung  pada beras. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Jakarta Food  Security Summit, 8 Februari lalu, menyatakan perlunya ada inovasi dari  bidang usaha untuk menekan konsumsi beras. 
Jumlah penduduk  Indonesia yang terus bertambah otomatis akan meningkatkan permintaan  akan pangan. Sementara, lahan-lahan pertanian terus tergerus dan berubah  fungsinya. 
Di atas semua itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mentargetkan agar Indonesia bisa mengalami surplus produksi beras sebesar 10 juta ton pada 2014. Saat ini, surplus beras di Indonesia hanya 3,5 juta ton.
Ancaman  perubahan iklim pun membuat musim tanam menjadi berubah, kemarau bisa  jadi lebih panjang, musim hujan bisa jadi lebih dahsyat. Akibatnya,  tanaman pangan pun terancam gagal panen. Hasil produksinya pun menjadi  lebih sulit diprediksi. Harga-harga bahan pangan dunia pun terus naik.  Tak heran jika dunia, bukan hanya Indonesia, terancam krisis pangan.
Dengan  semua permasalahan itu, menurut Anda, tepatkah ajakan Pemerintah Kota  Depok untuk mengurangi konsumsi nasi? Apakah gerakan ini patut menjadi  sebuah gerakan nasional? 
Jika Anda setuju, apa alasan Anda? Apa  keberatan Anda jika gerakan sehari tanpa nasi ini menjadi gerakan  nasional? Cara lain apa, menurut Anda, yang bisa digunakan untuk  mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia?
Seperti biasa, kami menunggu komentar Anda lewat forum di bawah ini.
Minggu, 19 Februari 2012
Mampukah Sehari Tanpa Nasi?
Label:
Health
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini