Dan adakah petunjuk yang memungkinkan manusia meninggalkan planet bumi ? Berikut ini  adalah  tulisan Charles Q. Choi,   Penulis Khusus Livescience yang diterjemahkan secara bebas dengan    tujuan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya sehingga menambah    wawasan tentang sejatinya seorang manusia. 
   One theory suggests that the migration paths taken by modern man as he    colonized the world. 60,000 years ago began in Africa. Credit: Max    Planck Institute for Infection Biology 
   Pertanyaan yang paling sering diperdebatkan dalam disiplin ilmu  evolusi  manusia  adalah  dari mana manusia modern berevolusi. Hipotesa   Out-of-Africa  menyatakan bahwa manusia modern relatif baru dalam berevolusi di  Afrika. 
Kemudian   menyebar di seluruh dunia dan menggantikan populasi  manusia kuno yang   pernah ada. Hipotesis multiregional berpendapat bahwa  manusia modern   berevolusi di wilayah yang luas dari manusia kuno dengan  populasi di   berbagai daerah yang  melakukan perkawinan dengan  sesama  mereka   sehingga menyebar menjadai beberapa suku bangsa yang selanjutnya    menghasilkan  evolusi manusia modern.  Pada saat ini hipotesis Out-of    -Africa menjadi pegangan dan acuan dalam teori evolusi manusia modern    tetapi para pendukung hipotesis multiregional tetap kuat dalam    pandangannya. 
 Siapa hominid pertama?
   Analysis of a partial skeleton of a female Ardipithecus ramidus   nicknamed Ardi, a hominid discovery that predates "Lucy." Credit: ©   2009, J.H. Matternes. 
Para  ilmuwan  mengungkap lebih banyak dan lebih kuno hominid sepanjang  waktu. Hal ini   berarti makhluk berkaki dua termasuk manusia, nenek  moyang  langsung  dan kerabat terdekat. Para ilmuwan  berusaha untuk  menemukan  manusia  pertama  untuk membantu menjawab pertanyaan yang  paling mendasar dalam  evolusi manusia  yaitu adaptasi apa yang  dilakukan  manusia, dan   bagaimana hal ini bisa  terjadi? 
 Credit: Michael Hofreiter and Kurt Fiusterweier/MPG EVA 
   Apakah kita saling kawin? Apakah spesies kita memiliki sisa gen apapun   dari  sepupu kita yang sudah punah? Para ilmuwan menduga  bahwa  mungkin   Neanderthal tidak mati melainkan diserap ke dalam manusia  modern. 
 Mengapa manusia modern melebarkan sayapnya   keluar dari Afrika sekitar 50.000 tahun yang lalu? 
 Credit: Stockxpert 
   Sekitar 50.000 tahun yang lalu, manusia modern melebarkan sayapnya     keluar  dari Afrika,  menyebar dengan cepat di sebagian besar wilayah   dunia  untuk menjajah semua benua kecuali Antartika, dan bahkan mencapai    wilayah yang paling terpencil Kepulauan Pasifik. Sejumlah ilmuwan    menduga migrasi ini dikaitkan dengan mutasi yang mengubah otak kita,    yang mengarah ke modern, penggunaan bahasa yang kompleks dan pemakaian     alat-alat yang lebih canggih, seni dan masyarakat. 
 Artist's rendition of Homo floresiensis. Credit: National Geographic Society/ Peter Schouten 
‘Hobbit’    adalah  julukan yang diberikan kepada kerangka kecil yang ditemukan  di   pulau Flores Indonesia pada tahun 2003. Sebenarnya Hobbit merupakan    spesies manusia yang telah punah. Apakah  cukup  disebut Homo    Floresiensis? Apakah kerangka ini hanya contoh dari Homo sapiens cacat?    Apakah mereka spesies yang berbeda dari kita, tapi mungkin bukan   spesies manusia punah dan bagian yang tak  terpisahkan dari  simpanse?    Memecahkan misteri ini bisa membantu memberi petunjuk pada jalur  radikal  evolusi manusia yang mungkin pernah terjadi. 
 Credit: Stockxpert 
   Bukti terbaru menunjukkan bahwa manusiaan  tidak hanya berkembang,  tapi   sebenarnya terjadi percepatan  evolusi manusia hingga 100 kali  tingkat   historis setelah penyebaran pertanian. Sejumlah ilmuwan  mengatakan  bahwa hal itu tetap sulit untuk memastikan apakah ada atau  tidak gen  tertentu benar-benar tumbuh dan menonjol karena menawarkan  beberapa  keuntungan  adaptif. Namun, jika evolusi manusia dipercepat,   pertanyaannya menjadi  mengapa? Mungkin diet dan penyakit yang   memberikan tekanan sehingga  menyebabkan manusia untuk berubah. 
 Mengapa kerabat terdekat kita punah? 
 Credit: NASA/JPL-Caltech 
   Sekitar 24.000 tahun yang lalu, spesies  Homo sapiens hidup tidak   sendirian di  dunia karena kerabat terdekat kita yaitu  Neanderthal,   (Homo  neanderthalensis) masih hidup. ‘Hobbit’ yang  ditemukan di   Indonesia  mungkin juga telah menjadi anggota dari genus Homo, dan itu   tampaknya  bertahan hingga 12.000 tahun yang lalu. Jadi, mengapa mereka   mati dan  kami bertahan? Apakah infeksi atau perubahan radikal dalam   lingkungan  yang  membunuh mereka? Atau apakah spesies kita melakukan   perubahan  lebih  jauh daripada mereka? Beberapa bukti ada untuk kedua   skenario,  namun tidak ada kesimpulan yang  disepakati. 
 Credit: Matthew Bowden 
   Bulu manusia tampak unik pada saat  telanjang dibandingkan dengan   sepupunya  yaitu  kera hairier. Jadi, mengapa ketelanjangan ini   berevolusi? Salah  satu alasannya  adalah nenek moyang kita merontokkan   bulunya agar tetap  bertahan ketika bertualang di savana Afrika yang    panas. Kehilangan bulu yang tebal  membantu membebaskan manusia dari   penyebaran  infestasi  parasit dan penyakit. Satu ide yang tidak biasa    menunjukkan  ketelanjangan manusia berkembang  setelah nenek moyangnya    menyesuaikan  hidupnya dalam menggunakan air yang lebih efisien. 
 A slice from a computer model used to show how early humans may have walked. Credit: Bill Sellers/University of Manchester 
   Nenek moyang manusia berkembang dengan postur tegak baik sebelum otak   tumbuh  besar atau alat-alat batu muncul. Pertanyaannya adalah mengapa   manusia  berdiri dan berjalan dengan dua kaki pada saat sepupunya  kera   kedapatan berjalan dengan  empat anggota badan?  
Ternyata   berjalan sebagai  makhluk berkaki dua  benar-benar menggunakan energi   yang lebih sedikit  dibandingkan bergerak merangkak dengan empat  anggota  tubuhnya.  Membebaskan lengan telah memungkinkan nenek moyang  manusia  dapat   membawa lebih banyak makanan. Berdiri tegak membantu  manusia  mengontrol  suhu lebih baik dengan mengurangi  kulit  secara  langsung  terkena sinar  matahari. 
   Human brains are about three times as large as those of our early    australopithecines ancestors that lived 4 million to 2 million years    ago, and for years, scientists have wondered how our brains got so big.    Credit: NIH, NIDA 
   Tidak ada pertanyaan bahwa otak besar manusia  telah memberikan   keuntungan luar  biasa di dunia. Namun otak manusia adalah organ yang   sangat mahal,  mengambil hanya sekitar 2 persen dari massa tubuh  dan    menggunakan  lebih dari seperlima dari energi tubuh. Sampai sekitar 2   juta tahun yang lalu tidak satu pun dari nenek moyang manusia memiliki   otak lebih besar dari kera bila dibandingkan dengan ukuran tubuh. Jadi   apa yang   mendorong otak menjadi  lebih besar? 
Salah   satu kemungkinan adalah bahwa kecerdasan yang makin meningkat sehingga    membantu nenek moyang manusia membuat alat yang lebih baik. Selain  itu  otak besar membantu manusia  berinteraksi lebih baik dengan  sesamanya.  Mungkin juga perubahan radikal dalam lingkungan menuntut   nenek moyang  manusia berhubungan dengan  perubahan dunia. 
source: http://ge-book.com/berita-593-10-hal-misterius-tentang-manusia.html 
about Cyber Information  http://aboutcyberinformation.blogspot.com/ 
