KENDAL, lembaga.us -- Suasana magis terasa begitu perwakilan suku Badui  menari membawa angklung memutari bulir-bulir padi yang diikat saat  mengikuti tradisi Suro Agung di Kampung Djowo Sekatoel, Limbangan,  Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (27/11/2011) malam.  Usai tarian itu ritual dilanjutkan dengan kirab bersama menuju sebuah  mata air yang berjarak sekitar satu kilometer dari ndalem Saridin.  Kampung Djowo Sekatoel sebagai lokasi ritual tersebut merupakan area  wisata yang di dalamnya terdapat berupa beberapa rumah joglo berusia  ratusan tahun sebagai penginapan dan ruang pertemuan, serta tempat makan  dengan suasana alam.  Mereka yang terdiri dari perwakilan sejumlah suku di Indonesia seperti  Badui, Baraya Segandu, Osing, Tengger, dan Bagelen, mencelupkan tubuhnya  ke dalam air. Ritual padusan ini bagi sebagian masyarakat di Jawa  sering dilakukan bertepatan dengan peringatan tahun baru Islam 1  Muharram 1433 H.  Sebagian warga sekitar yang turut serta membawa sejumlah benda seperti  pacul dan sabit untuk dibersihkan di sendang tersebut. Salah satunya,  Tugiyo buruh tani. "Semoga mendapatkan berkah supaya hidup lancar dan  sehat," kata Tugiyo.  Penggagas acara tradisi Suro Agung Kanjeng Pangeran Haryo Adipati  Djojonegoro menyatakan, ini merupakan kearifan lokal yang patut dijaga.  Selain itu upaya membangun nasionalisme melalui tradisi budaya.                             about Cyber Information  http://aboutcyberinformation.blogspot.com/
Sabtu, 26 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

 
 
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini