Share
Pada tahun 2009 lalu, sejumlah kodok di L'Aquila, Italia menghilang dari kolam-kolam setempat, tiga hari sebelum gempa besar.
Nona Grant, pakar biologi dari Universitas Terbuka, mengamati koloni kodok di L'Aquila sebagai bagian dari penelitiannya.
"Sangat dramatis," katanya. " 96 kodok menghilang dalam waktu tiga hari. Setelah itu saya dihubungi oleh NASA," imbuhnya.
Bersama   para ilmuwan dari badan ruang angkasa Amerika Serikat, mereka   mempelajari perubahan kimia yang terjadi saat bebatuan di perut bumi   mengalami tekakan besar. Mereka juga tengah meneliti apakah perubahan   itu terkait dengan eksodus masal kodok.
Menurut   pakar geofisika, Friedemann Freund, mengatakan bebatuan di kerak bumi   yang mengalami tekanan besar, mengeluarkan partikel. Partikel-partikel   yang terlepas di udara saat mencapai permukaan Bumi menjadi molekul   udara yang disebut ion. 
Perubahan   kimia ini dapat mempengaruhi bahan organik yang larut di air dan   menjadikan bahan ini beracun untuk binatang yang tinggal di air. Itulah   penyebab hewan seperti kodok bisa mendeteksi perubahan aneh yang  terjadi  di alam. 
Mekanisme ini rumit dan para ilmuwan mengatakan proses ini perlu diuji lagi secara cermat.
Senada   dengan Freund, hipotesa para peneliti (dalam laporan yang diterbitkan   di Jurnal Internasional untuk Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat) mengatakan batu-batu di kerak Bumi mengeluarkan partikel bermuatan, sebelum gempa dan hal ini mempengaruhi air. 
Para   ilmuwan memperkirakan kodok dapat mendeteksi perubahan ini sebelum   lempeng tektonik bergeser. Dr Freund mengatakan sikap binatang ini dapat   menjadi salah satu dari sejumlah hal yang dapat digunakan sebagai petunjuk gempa. 
Foto gempa di L'Aquila, Italia (new.sky.com)
"Begitu   kita mengerti semua sinyal ini dan melihat ada empat atau lima  petunjuk  yang mengarah pada hal yang sama, maka kita bisa memperkirakan  sesuatu  akan terjadi," ujar Dr Freund, seperti dikutip dari BBC  Nature. 
Hewan  memang lebih peka terhadap gejala-gejala  yang terjadi di alam. Kita  sebagai manusia masih harus banyak belajar pada alam. Ini menjadi bukti  betapa hebat hasil ciptaan Tuhan, bukan?
Sumber: kaskus.us - BBC.Co.Uk



 
 
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini