Sekomplotan wanita di kota Harare,   Zimbabwe, diyakini merupakan  pelaku pemerkosaan terhadap beberapa pria   dalam beberapa tahun  belakangan. Aksi mereka ini diyakini adalah  sebuah  ritual demi  mendapatkan sperma korban.
Dilansir  dari laman BBC, Senin   28 November 2011, kepolisian Harare telah  menangkap tiga tersangka dan   saat ini sedang dalam proses pengadilan.  Tidak ada pasal dalam hukum   Zimbabwe soal pemerkosaan pria oleh  wanita, jadi mereka didakwa atas   penyerangan dan perbuatan tidak  senonoh.  
Ketiga wanita ini  ditahan awal  bulan ini  di kota Gweru, sekitar 275km sebelah baratlaut  Harare. Dalam  mobil van  para tersangka, ditemukan 31 kondom bekas.  Ketiga wanita ini   menyangkal tuduhan tersebut. Mereka mengaku bekerja  sebagai PSK dan   kondom-kondom itu, ujar mereka, lupa dibuang. 
Telah   lebih dari setahun polisi  memburu kawanan pemerkosa ini. Seorang  korban  yang tidak ingin  disebutkan namanya mengaku diperkosa secara  bergantian  ketika menumpang  mobil tersangka Juli lalu. "Salah satu  wanita menyiramkan air ke wajah  saya dan menyuntikkan  sesuatu yang  membangkitkan gairah seksual yang  luar biasa. Mereka  menghentikan  mobil dan memaksa saya berhubungan  dengan mereka  satu-persatu  menggunakan kondom," kata pria malang  tersebut.
Setelah   tuntas, korban  ditinggalkan begitu saja di semak-semak dalam keadaan   telanjang bulat.  Oleh warga, dia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk   menghilangkan  reaksi obat perangsang yang belum juga luntur.
Juru   bicara kepolisian, Andrew  Phiri, meyakini tiga wanita ini adalah   anggota sindikat pemerkosa yang  tersebar di Zimbabwe. Phiri mengatakan,   banyak laporan pemerkosaan pria  di negara tersebut. "Kami belum  menemukan alasan pasti dari tindakan  ini. Ada spekulasi aksi ini  terkait dengan sebuah ritual," kata phiri.
Phiri  menjelaskan  bahwa  kemungkinan sperma korban digunakan untuk semacam  jimat untuk   kesuksesan bisnis. Spekulasi lainnya mengatakan, sperma  korban dikirim   ke luar negeri untuk dijual. Ahli budaya dan sosiologi,  Claude   Mararikei, mengatakan ini berhubungan dengan sihir dari sekte  rahasia.
"Bahkan peneliti tidak ingin  bermain di ranah itu.  Karena  kau tidak akan kembali dengan selamat jika  menerbitkan  penemuanmu,"  ujar Mararikei.
Sumber : dunia.vivanews.com
Sumber gambar : bbc.co.uk

 
 
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini